PM, Banda Aceh – Sebuah film kolaborasi komunitas sineas muda Aceh berjudul ‘Prasangka’, akan ditayangkan di gedung Badan Peninggalan Nilai Budaya (BPNB) Banda Aceh, 24 Oktober 2019, pukul 16.00 WIB.
Film yang bercerita mengenai ancaman penyakit yang bisa diderita siapa saja. Film berdurasi 45 menit ini diharapkan bisa memberikan wawasan dan pengajaran kepada masyarakat mengenai sebuah penyakit yang dibawa oleh nyamuk.
Penulis skenario film, Eva Hazmaini mengatakan, penyakit yang diceritakan dalam film tersebut ialah filariasis, penyakit yang dibawa oleh nyamuk yang terinfeksi cacing filaria. Dikisahkan, apabila cacing tersebut menggigit manusia, juga akan terinfeksi.
Eva menjelaskan, penyakit ini tidak langsung dirasakan setelah digigit. Cacing yang hidup di darah manusia akan bereproduksi dan memberikan gejala benjolan dibeberapa bagian. Setelah 5 sampai 10 tahun ke depan, penderita penyakit ini akan mengalami pembekakan pada kaki, kelamin atau beberapa bagian tubuh lainnya.
Di film Prasangka, diceritakan seorang gadis desa yang juga mahasiswi terkena gejala filariasis.
“Film ini menggambarkan bahwa tidak ada satupun yang bisa terhindar dari penyakit ini, baik muda dan tua, cantik atau pun tidak, karena kita tidak tahu nyamuk mana yang terjangkit cacing filarial,” jelas Eva Hazmaini.
Meskipun demikian, konsep film yang ditawarkan tidaklah menegangkan. Film ini disajikan dengan unsur komedi, dan tentunya tetap informatif.
“Yang ingin kita sampaikan adalah bagaimana masyarakat harus sadar dan peduli terhadap ancaman penyakit terutama filarisis yang bisa mengancam di mana saja, apalagi kita diwilayah tropis ini merupakan wilayah endemik filariasis,” ungkap Hadi Ramnit selaku produser film tersebut. []
Belum ada komentar