PM, Aceh Singkil – Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC) Partai Demokrat se-kabupaten Aceh Singkil, mendesak agar ketua umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Demokrat memberhentikan Juliadi dari jabatan sebagai ketua DPC Demokrat Aceh Singkil.
Mosi tidam percaya ini disampaikan oleh enam dari sebelas DPAC Demokrat se Aceh Singkil melalui surat tertanggal 12 Maret 2018 yang ditujukan kepada ketua DPP Demokrat.
Adapun surat tersebut ditandatangai langsung oleh Ketua DPAC Pulau Banyak Ahmad Yani, ketua DPAC Kuala Baru Asmauzidin, Ketua DPAC Singkil Utara Hernansyah, Ketua DPAC Singkil Supardi AR, ketua DPAC Singkohor Nurhadi, dan ketua DPAC Pulau Banyak Banyak Hj Suaidah.
Tentunya mosi ketidak percayaan itu bukan tanpa alasan, sejumlah catatan hitam dan tindakan yang dianggap melanggar dinilai dilakukan oleh Juliadi selama memegang tampuk kepemimpinan.
“Kami sudah tidak percaya lagi saudara Juliadi memimpin Demokrat Aceh Singkil dan kami juga meminta agar dia diberhentikan,” tegas enam ketua DPAC se Aceh Singkil itu kepada media, Kamis (15/03/2018) malam.
Menurut mereka, sejak Juliadi ditunjuk memimpin DPC Demokrat Aceh Singkil pada 5 Oktober 2017 silam, Juliadi tidak pernah melakukan konsolidasi partai dengan mengumpulkan pengurus dan kader DPAC.
“Sejak menjabat sebagai ketua DPC Demokrat Aceh Singkil, Juliadi tidak pernah melakukan konsolidasi dengan pengurus dan kader DPAC walaupun sudah berulang kali diingatkan.
Hal yang lebih memilukan hati para pengurus dan kader Demokrat ternyata juga dilakukan oleh sosok Juliadi.
Juliadi, kata mereka, pada tanggal 18 Februari 2018 lalu ikut mendukung dan mendeklarasikan Frida Siska Sihombing dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon legislatif DPR Aceh periode 2019-2024.
” Menurut hemat kami, kehadiran ketua DPC Demokrat Aceh Singkil Juliadi dalam acara dekarasi Frida Siska tidaklah tepat, karena terkesan saudara Juliadi tidak mendukung kader Demokrat yang juga akan ikut berkompetisi dalam pemilu 2019 mendatang. Namun kenyataannya, saudara Juliadi justeru terkesan mendukung kader dari partai lain. Ini membuktikan loyalitasnya diragukan, sesalnya.
Tak hanya itu, mereka juga menyebutkan, ketua DPC Demokrat, Juliadi terindikasi telah melakukan black campaign (kampanye hitam) terhadap anggota DPR RI dapil Aceh I dari Partai Demokrat, T Riefky Harsya.
“Juliadi ada mengatakan kepada pengurus dan kader PAC Demokrat kabupaten Aceh Singkil bahwa ada bantuan beasiswa yang diberikan T Riefky Harsya untuk anak-anak kurang mampu sebesar Rp 5 juta per siswa tetapi yang diterima hanya Rp 450.000 per siswa,” jelasnya.
Mereka melanjutkan, sikap yang dilakukan Juliadi tersebut patut dipertanyakan. Ada semacam mosi tidak percaya terhadap T Riefky Harsya dan Partai Demokrat yang tidak memenuhi jumlah beasiswa tersebut. “Setelah kami lakukan penelusuran ternyata beasiswa tersebut jumlahnya memang Rp. 450.000,- persiswa, bukan sebesar yang disampaikan oleh Juliadi. Sehingga, kami beranggapan semacam ada upaya pembunuhan karakter yang dilakukan ketua DPC Demokrat Aceh Singkil terhadap T Riefky Harsya yang tak lain adalah kader dan pengurus demokrat,” bebernya.
Hal yang juga miris, kata mereka, dimana ketua DPC Demokrat Aceh Singkil tidak transparan, tidak pernah memberitahukan, dan tidak menyalurkan dana bantuan untuk partai politik dari pemerintah sebesar Rp. 18 juta kepada pengurus DPAC se-Aceh Singkil. “Padahal salah satu fungsi peruntukan dana parpol itu untuk kaderisasi dan lain-lain,” ujarnya.
Menurut mereka, sejak ditunjuk sebagai ketua DPC Demokrat Aceh Singkil Juliadi tidak pernah menjalankan administrasi partai dengan jelas dan transparan, bahkan tidak memiliki visi misi serta tak ada program kerja yang jelas. “Tepatnya, kami menilai ketua DPC Partai Demokrat Aceh Singkil sudah tidak mampu menjalankan organisasi kepartaian sebagaimana yang diamanatkan AD ART Partai Demokrat,” tandasnya.
Surat tersebut ditembuskan kepada Sekretaris Jenderal, Ketua BPOKK, Direktur Eksekutif DPP Demokrat di Jakarta. Selain itu, juga ditembuskan kepada korwil Demokrat Aceh, ketua DPD Demokrat Aceh dan ketua BPOKK Demokrat Aceh.[]
Belum ada komentar