LHOKSEUMAWE—Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Malikussaleh Lhokseumawe Dr Afiffuddin mengatakan, ekonomi syariah mulai berkembang pesat saat ini.
Menurutnya, sistem ekonomi syariah bisa menjadi kekuatan ekonomi Indonesia bahkan bisa menjadi pilar ekonomi dunia. Apalagi ekonomi konvensional agaknya tidak tahan mendapat goncangan krisis, sehingga ekonomi syariah menjadi solusi paling tepat untuk dikembangkan.
“Konsep ekonomi new liberalis ternyata tidak tahan terhadap goncangan krisis keuangan global, bahkan kecenderungannya membuat negara yang tertimpa krisis mengalami kebangkrutan cukup dalam seperti Yunani dan sejumlah negara lain dikawasan Amerika Latin,” ujarnya Jumat pekan lalu.
Dia menjelaskan, saat ini negara-negara kuat seperti Amerika Serikat, Cina dan sejumlah negara Eropa serta India dan Brasil masih didera pertumbuhan ekonomi yang terus menurun.
“Hal ini membuktikan ekonomi liberal tidak tahan terhadap goncangan kriris, soalnya konsep ekonomi liberal lebih mengutamakan pemilik modal, jika sejumlah pemilik modal goyah keuangan, praktis akan berdampak sangat luar biasa terhadap ekonomi suatu negara,” jelasnya.
Karena itu, tambah Afiffuddin, ekonomi syariah menawarkan konsep pemerataan pembangunan ekonomi dan sekarang sudah mulai diterapkan oleh sejumlah negara. Khusus Indonesia, katanya, beberapa provinsi sudah mulai merubah pola sistem keuangan.
“Di Aceh misalnya, Bank Aceh sudah merubah pola menjadi Bank Aceh Syariah, hal ini membuktikan bahwa ekonomi Islam lebih menawarkan konsep ekonomi rasional dan bisa menguntungkan semua pihak.”
Diharap, konsep keuangan syariah yang sedang dikembangkan di Aceh, bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
“Kita harapkan konsep syariah yang mulai diterapkan di Aceh ini bisa menjalar sampai ke daerah lain di Indonesia, hal ini juga sesuai dengan pelaksanaan syariat Islam yang sudah diberlakukan di Aceh,” katanya.
Untuk mendukung pembangunan ekonomi Islam, IAIN Malikussaleh sudah membuka jurusan ekonomi syariah. “SDM perlu kita siapkan lebih matang dan terintegrasi, soalnya pembangunan ekonomi Islam harus diimbangi dengan SDM yang kuat, jika tidak justru bisa kembali ke ekonomi konvensional,” pungkasnya.[]mbd
Belum ada komentar