PM, Banda Aceh – Dalam sepekan ada tiga kasus kriminalitas bersenjata terjadi di Aceh, yaitu di Aceh Barat, Pidie, dan Aceh Timur. Kejadian ini pun mengusik kenyamanan dan keamanan yang sudah terawat di Aceh.
Wakil Ketua DPRA, Safaruddin mengajak semua pihak untuk saling menjaga keberlanjutan keamanan yang sudah dirasakan masyarakat sejak terciptanya perdamaian tahun 2005 silam.
“Kita tidak ingin lagi kembali ke masa suram. Cukup sudah kita merasakan konflik yang berkepanjangan, sudah banyak korban yang berjatuhan,” kata Safaruddin di Banda Aceh, Senin, 1 November 2021.
Politisi Partai Gerindra ini meminta aparat kepolisian menindak tegas pelaku kejahatan, apalagi menggunakan senjata api. Menurutnya ini penting karena damai merupakan harga mati yang harus dijaga dan dirawat.
“Tidak ada tawar menawar dengan perdamaian. Kita semua harus menjaganya sampai kapanpun. Setiap kejahatan dan kriminalitas di Aceh harus ditindak agar kondisi Aceh tetap aman dan nyaman,” ulas dia.
Safaruddin mengaku prihatin dengan tingkat kesejahteraan masyarakat saat ini lantaran kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan sempitnya lapangan pekerjaan masih menjadi masalah besar di Aceh.
“Saat ini kita sedang fokus untuk memperbaiki pembangunan Aceh ke arah yang lebih baik. Meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Jangan sampai agenda mulia ini terusik oleh aksi kriminalitas,” ungkap Safaruddin.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPRA Safaruddin mengapresiasi kinerja aparat penegak hukum selama ini dalam menjaga kondusivitas Aceh, sehingga sudah banyak investor yang kembali melirik Aceh. Hal tersebut turut menjadi harapan bagi Safaruddin agar Aceh tetap aman dan damai serta setiap pelaku kejahatan dapat segera diungkap. “Supaya roda perekonomian dan pembangunan Aceh terus bergerak dan Aceh bisa keluar dari kungkungan kemiskinan,” katanya.[]
Belum ada komentar