PM, Blangpidie—Polisi mendatangkan Tim Forensic dan Medicolegal dari Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatra Utara, untuk mengotopsi jasad Safril (52), warga Dusun Satu, Desa Pawoh, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Otopsi terhadap jasad yang telah dikebumikan itu guna mengungkap misteri kematian korban yang tidak wajar.
Kapolres Abdya AKBP Eko Budi Susilo SIK melalui Kasat Reskrim Iptu Fitriadi kepada sejumlah Wartawan, Rabu (5/2), mengatakan, Tim Dokter Forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara (FK-USU) Medan yang didatangkan pihaknya itu diketuai dr H Mistar Ritonga SpF, bersama dengan anggotanya, dr Erianto, dr Abdul Gafar, dan Dr Arwan Jalan. “Kita akan coba melakukan pemeriksaan terhadap tubuh almarhum, melalui tim dokter ahli yang juga bekerja di RS Adam Malik ini. Kita ingin memastikan apakah meninggalnya korban dibunuh atau tidak,” katanya di lokasi pembongkaran makam Safril.
Menurut Fitriadi, proses otopsi memakan waktu kurang lebih 2 jam, pemeriksaan akan dilakukan di laboraterium tim dokter. Mereka hanya mengambil beberapa sampel dari jasad almarhum. “Ini masih dalam tahap penyelidikan, kalau memang hasilnya positif dilakukan penganiayaan terhadap almarhum, baru akan kita tingkatkan ke penyidikan dan menetapkan tersangkanya,” katanya.
Menurut dia, saksi sudah ada, baik dari anak maupun istri almarhum. “Maka dari itu, kita datangkan tim ahli, untuk memperjelas hasilnya,” ungkap Fitriadi.
Anak almarhum, Ica Perdana Saputra (14), menceritakan, ayahnya sebelum meninggal sempat adu mulut dengan paman (abang kandung korban) berinisial NL yang meminta jatah sewa ruko harta peninggalan orang tua mereka. “Tiba-tiba saja saya melihat paman mencekek leher ayah hingga terjatuh,” ungkapnya.
Anak pertama almarhum yang baru duduk di bangku kelas II SMP Negeri Susoh itu menyebutkan, dirinya langsung memanggil tetangga sekitar untuk menolong ayahnya. “Saat itu ayah sudah mengeluarkan darah dari mulut, hal itu disebabkan kedua gigi depannya patah. Namun nyawa ayah sudah tidak tertolong lagi,” singkatnya.
Istri almarhum, Sri Hastuti hanya bisa pasrah dan rela atas kepergian suaminya. Dia juga mengizinkan kuburan suaminya dibongkar untuk dilakukan otopsi oleh pihak kepolisian dan tim dokter. “Ini demi kebaikan kita bersama, silahkan polisi melakukan tugasnya untuk memastikan apakah suami saya dibunuh atau memang karena sudah datang ajalnya sendiri,” sebut Sri, didampingi anak keduanya, Ferdi (9) yang dijumpai wartawan dekat kuburan almarhum. (Syahrizal)
Belum ada komentar