Banyaknya persoalan yang dihadapi, membuat PT SIA mewanakan penghentian pembangunan pabrik semen di Laweueng, Pidie.
Direktur PT Semen Indonesia Aceh (SIA) Bahar Syamsu menerangkan, dirinya belum pernah mengeluarkan surat penghentian sementara pembangunan pabrik semen. “Ada bocoran surat hingga sudah merebak ke mana-mana, kami sedang mencari tahu,” ungkapnya.
Banyaknya warga yang meminta manajemen PT SIA untuk menyelesaikan persoalan lahan dengan masyarakat, menjadi pertimbangannya untuk menghentikan pembangunan pabrik.
“Ini dilema bagi kami. Meski PT Samana Citra Agung (SCA) mengklaim bahwa persoalan lahan sudah selesai, tapi nyatanya di lapangan kami selalu menghadapi masyarakat,” katanya.
Penghentian ini, lanjut Bahar, hanya menunda sementara saja. Karena, lanjut dia, secara hukum PT SCA sudah memiliki lahan suas 1.500 hektar dengan mengantongi surat dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Aceh. Jadi, secara hukum jelas sudah bahwa lahan itu milik PT SCA dan belakangan sudah diserahkan ke PT SIA,” sebutnya.
“Akan tetapi, apakah PT SCA tahu apa yang terjadi di lapangan? Ada warga yang memagar lahan dan menempelkan pamplet ‘tanah ini milik masyarakat’. Ini tentu saja harus dicari jalan keluarnya,” sambung Bahar.
Bahar mengaku sudah belajar banyak dengan kondisi pabrik semen di wilayah lain. Rembang misalnya, kata dia, sudah Rp5 triliun investasi untuk pembangunan pabrik semen, akan tetapi karena masih ada persoalan dengan masyarakat sehingga tidak bisa beroperasi sampai sekarang.
“Kami tidak mau kasus di Rembang itu terjadi di Aceh. Saya minta kepada masyarakat agar dapat memaklumi dan bersabar karena PT SIA tidak mau ada persoalan, sehingga nantinya masyarakat yang dirugikan. Saya tidak mau pabrik semen dibangun dengan melukai hati masyarakat,” tandas Bahar.
DISESALKAN WAGUB
Adapun Pemerintah Aceh amat menyesalkan penghentian proyek pembangunan PT SIA di Pidie. Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengaku telah membangun komunikasi dengan Semen Indonesia sejak sebelum ia dilantik.
“Waktu itu, saya sudah bicara diutus gubernur ketika kami baru saja terpilih, saya bertemu dengan Dirut PT Semen Indonesia. Kami bicara panjang lebar dan menyatakan dukungan sepenuhnya termasuk soal lahan. Sayangnya, Dirut yang saya jumpai itu sebulan kemudian meninggal dunia. Sementara pertemuan dengan direksi yang baru belum dilakukan,” katanya.
Nova mengaku terperanjat kala mendapat kabar PT SIA menghentikan pembangunannya. “Padahal, kalaupun dibangun tentunya baru bisa berproduksi tahun 2022 nanti. Bagaimana kalau itu dihentikan,” kata Nova dalam konferensi pers Capaian 100 Hari Pemerintahan Irwandi-Nova, di aula Serba Guna Kantor Gubernur Aceh, Jumat pekan lalu.
Menindaklanjuti permasalahan ini, pihak Pemerintah Aceh berjanji akan menelusuri ulang apa yang sebenarnya terjadi. “Secara umum, tentang lahan. Tapi setahu saya masalah lahan bukan dengan SIA, tapi dengan perusahaan joint venture (Samana Citra Agung) yang sudah lebih dulu membereskan lahan yang menurut pandangan sejumlah pihak belum selesai,” katanya.[]
Belum ada komentar