Manajemen Bank Aceh mengangap tingginya penyaluran kredit konsumtif yang dikucurkan pihaknya adalah sesuatu yang wajar.
Direktur Bisnis Bank Aceh, Zakaria Arrahman mengatakan tidak ada yang salah dengan kebijakan tersebut. Menurut dia, semua bank juga menjadikan target market atas debitur di segmen konsumer. Khusus Bank Aceh pada tahun lalu, kata dia, kualitas kredit di segmen ini juga sangat baik, kredit macet hanya sekitar 5 persen.
“Produk pinjaman bank terdiri dari pinjaman korporasi, komersil dan konsumer. PNS adalah segmen konsumtif. Sedangkan kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah bagian dari kredit komersil yang masuk ke dalam usaha produktif,” kata Zakaria, yang ditemui di ruang kerjanya, Jumat, 28 April 2016.
Zakaria menuturkan, Bank Aceh yang kini dipimpin Busra Abdullah sangat peduli dengan kredit produktif sesuai dengan amanah pendiri bank dan visi bank dalam peran pertumbuhan ekonomi daerah. Ia menampik komentar berbagai kalangan yang menyatakan Bank Aceh tak mendukung ekonomi kerakyatan karena sedikit memberikan porsi kredit kepada pelaku usaha.
Hanya saja, kata dia, kualitas usaha UMKM di Aceh masih memerlukan waktu panjang. Segmen tersebut memiliki resiko tinggi. “Ini juga berlaku di semua bank,” tegas pria kelahiran Sigli ini.
Zakaria menilai, saat ini peran bank tidak sebatas memberikan pinjaman, namun bank dituntut untuk edukasi kepada nasabah. Dalam mengembangkan produk UMKM, kata dia, Bank Aceh tengah menyusun pola yang tepat, agar unsur first way out (adanya kepastian pengembalian pinjaman dari usahanya) cukup kuat. Hal ini bertujuan agar kredit yang disalurkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan karena kualitas debitur yang kuat.
Zakaria menuturkan, sejak lima tahun terakhir Bank Aceh menyalurkan Kredit Peumakmu Nanggroe. Dalam dua tahun terakhir mereka juga menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun, berbagai fakta menunjukkan, kualitas kredit tersebut tidak baik. Hal ini terlihat dari tingkat kredit macet yang tinggi.
“Ternyata kredit untuk UMKM yang kita nilai sudah tepat, ternyata belum tepat, alasannya macam-macam. Makanya kita dalam dua tahun ini tengah memperbaiki kelemahan di dalam dan di luar,” katanya.
Dia menjelaskan, dalam dua tahun terakhir Bank Aceh tengah membenahi sistem penyaluran kredit UMKM. Ke depan, kata Zakaria, pihaknya komit untuk terus mendorong agar kredit UMKM dapat ditingkatkan.
Ia menegaskan, kredit macet di Bank Aceh secara keseluruhan presetasenya sudah semakin mengecil. Pada tahun 2014 nilai kredit macet mencapai 2,8 persen, namun di tahun 2015 turun jadi 2,3 persen.
Perbandingan Bank Aceh dan bank umum lainnya kini ikut menyalurkan UMKM, disebut Zakaria, juga harus dilihat secara fair. Saat ini bank nasional mendapatkan sumber dana dari pemerintah pusat yang disalurkan dengan suku bunga rendah yang disubsidi dari pemerintah. “Sementara BPD di seluruh Indonesia mayoritas tidak mendapatkan kemudahan tersebut dari pemerintah pusat, sehingga tidak ikut program UMKM dimaksud,” sambung dia.
Terkait penyaluran kredit konsumtif yang diberi kemudahan dengan proses yang cepat, Zakaria membenarkannya. Karena hal tersebut merupakan target Bank Aceh untuk menerapkan one day service, meski belum sepenuhnya tercapai. “Ini wajar, karena motto Bank Aceh adalah untuk memberi pelayanan terbaik kepada nasabah,” katanya.
Konsumtif Multi Guna
Terkait aturan THP yang ditetapkan Bank Aceh berkisar 30-40 persen, namun dalam prakteknya, batasan tersebut ditetapkan dengan kebijakan masing-masing instansi tempat nasabah bekerja.
Besarnya pemotongan kredit bagi PNS yang mencapai 90 persen, kata Zakaria, murni berdasarkan permintaan yang bersangkutan dan disetujui oleh bendahara di instansi mereka bekerja. “Pihak bank tidak dapat berbuat banyak jika bendahara di instansi tersebut mengusulkanya. Sensornya di pihak bendahara masing-masing, jika mereka meloloskannya, kita tak bisa tolak,” katanya.
Bang wartawan tolong bilang ke si darmawan, jangan paksa pns ambil gaji di bank aceh, dia enak sbg direksi bulanannya berapa ?, dengan lari dari wartawan saat mau di wawancara berarti dia tak bertanggung jawab sebagai direksi bank aceh dan harus mundur kalo bilang tak tau. intinya bolehkan pns memilih banknya sendiri.