PM, Blangpidie—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengeluarkan program unggulan terkait peningkatan pelayanan kesehatan terhadap ibu, bayi dan penaggulangan penyakit menular.
“Program ini untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh penyakit menular,” kata Kepala Dinkes Abdya, Martunis MKes, Kamis (13/2.
Dia menyebutkan, untuk memenuhi harapan 150.910 warga Abdya dengan satu unit rumah sakit umum, 13 Puskesmas, 73 Pustu/Pokesdes dapat melindungi kelompok rentan seperti 3.314 jiwa ibu hamil, 3.164 ibu bersalin, 2.925 bayi, 14.621 balita serta penderita TB (Tuberculosis), malaria, kusta, filariasis (penyakit kaki gajah), dbd (demam berdarah dengue), gizi buruk dan masalah kejiwaan.
“Dengan lebih memprioritaskan program peningkatan pelayanan kesehatan terhadap ibu, bayi hingga lansia diharapakan dapat menekan angka kematian di Abdya,” ungkapnya.
Dikatakan Martunis, dalam Kabupaten Abdya terdapat beberapa kecamatan yang dianggap rawan penyakit menular seperti di Kecamatan Babahrot, Susoh, Lembah Sabil, Tangan-Tangan, Setia, Blangpidie dan Jeumpa yang dinyatakan rawan penyakit TB.
Untuk penyakit kusta pada umumnya lebih sering terjangkit di kawasan Kecamatan Blangpidie, Tangan-Tangan, Manggeng, Setia dan Babahrot. Sedangkan penyakit menular DBD lebih rentan terjadi pada warga yang berdomisili di Kecamatan Susoh, Blangpidie dan Jeumpa.
“Kita terus berupaya untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, mulai dari tingkat Pokesdes hingga rumah sakit, sehingga dampak penyakit menular yang berujung pada kematian dapat teratasi, paling tidak dapat berkurang,” imbuhnya.
Berdasarkan data Dinkes Abdya, angka kematian ibu di tahun 2013 lalu hanya 5 jiwa dan angka kematian bayi 42 jiwa. “Pada tahun 2014 penderita gizi buruk hanya 1 jiwa, kematian bayi 5 jiwa, lahir dalam keadaan mati 2 jiwa sedangkan angka kematian ibu tidak ada,” ungkapnya.
Menurut Martunis, program unggulan tersebut sebelumnya juga telah disampaikan dihadapan Kepala Dinkes Aceh dr Taqwallah M Kes, para dokter, perawat hingga bidan mulai dari tingkat Pokesdes hingga rumah sakit dalam kegiatan rapat kerja kesehatan (Rakerkes) di Aula Dinkes Abdya, Selasa (11/2) lalu.
Ditegaskannya, program itu tidak hanya dijadikan sebagai isapan jempol belaka, namun harus dapat terwujud dengan peran dan kerjasama serta keikhlasan dari para pahlawan kesehatan di lingkungan Pemkab Abdya. “Masalah kesehatan harus menjadi perhatian penting, sebab sehat itu lebih mahal dari segala-galanya,” demikian Martunis. (Syahrizal)
Belum ada komentar