PM, IDI – Setelah lebih kurang lima tahun bergerilya di hutan Aceh, Nurdin Ismail alias Din Minimi berserta anggotanya akhirnya kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarganya. Bersamaan dengan itu, mereka menyerahkan belasan pucuk senjata api dan amunisi kepada Badan Intelijen Nasional (BIN).
“Meski 13 Pucuk senjata telah kami serahkan kepada pihak pemerintah, namun kami tetap menuntut enam tuntutan kami termasuk amnesti kepada Pemerintah, sehingga masyarakat Aceh saat ini dan ke depan hidup dalam kesejahteraan,“ terang Din Minimi, Rabu (29/12/15).
Din Minimi kepada wartawan, Selasa (29/12/15) di rumahnya mengatakan kepulangannya juga juga diiringi dengan enam tuntan yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Pusat.
Diantaranya Kesejahteraan ekskombatan GAM, kesejahteraan para inong bale, kesejahteraan fakir miskin dan anak yatim piatu eks GAM, ketersediaan lapangan kerja, peningkatan kualitas pendidikan dan terakhir Din Minimi juga menuntut amnesti bagi seluruh anggotanya.
Din Minimi bersama anak buahnya Senin, (28/12/15) malam dijemput langsung oleh Kepala BIN (Letjen. Purn) Sutiyoso. Penyerahan diri kelompok bersenjata Din Minimi ini ikut melibatkan Juha Cristensen, salah seorang fasilitator perdamaian Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah RI pada 2005 lalu.
Kepulangan Din Minimi yang pada Senin (28/12) sore dan seluruh anggotanya dari kawasan Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam sekitar pukul 20.00 WIB. Kemudian melalui jalan Ulee Ateung Bagok dan melewati jalan Kecamatan Banda Alam, Keude Gerobak. Selanjutnya langsung menuju rumahnya di Desa Ladang Baro Kecamatan Julok Aceh Timur.
Kepulangan Din Minimi disambut haru dan penuh suka cita oleh masyarakat setempat. Sejak malam itu hingga siang, tamu saling silih berganti untuk menemui Din Minimi. Masyarakat setempat juga mengadakan kenduri kecil dengan memotong seekor lembu. [PM004]
Belum ada komentar