PM, Jakarta – Sejumlah orang yang tergabung dalam Persatuan Aksi Sosial Tunanetra Indonesia (PASTI) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 14 November 2018.
Mereka mendesak calon Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta maaf kepada seluruh kaum tunanetra dan tunarungu.
Salah seorang peserta aksi, Arif Nurjamal, mengatakan pihaknya memberikan waktu delapan hari untuk Ma’ruf meminta maaf.
“Kami beri waktu kepada beliau agar meminta maaf atas ucapannya dalam jangka waktu delapan hari dari sekarang,” kata Arif.
Arif mengancam, bila dalam waktu yang ditentukan Ma’ruf tidak meminta maaf, maka akan ada aksi susulan dengan peserta yang lebih banyak. “Kami akan datang lagi, akan kami kerahkan massa lebih banyak lagi,” tegasnya.
Kata Arif, tidak menutup kemungkinan penghinaan ini akan dibawa ke jalur hukum. “Kami merasa terusik dan terhina, bisa saja kasus ini masuk jalur hukum,” ucapnya.
Arif menegaskan, aksi bersama rekan-rekannya sesama kaum tunanetra ini tidak terafiliasi dengan salah satu pasangan calon atau kepentingan politik lain. Aksinya ini murni karena merasa terhina dengan ucapan Ma’ruf Amin.
“Insya Allah kami ikut nyoblos 2019, tapi aksi ini tidak terafiliasi dengan salah satu pasangan calon,” tegasnya.
Meski Ma’ruf sudah mengklarifikasi pernyataannya, bahwa itu ditujukan untuk lawan politik, namun hal itu tidak cukup. Arif dan teman-temannya mendesak permintaan maaf Ma’ruf secara tulus dan ikhlas.
“Saya sudah dengar juga klarifikasi beliau, tapi itu tidak cukup. Kami bukan lawan politik, supaya beliau meminta maaf kepada seluruh kaum disabilitas, yang kasarnya beliau bilang budek dan buta,” katanya.
Sumber : Viva
Belum ada komentar