PM, Bireuen—Kalangan DPRK Bireuen menampung sumua keluahan para honorer kategori (K-2) yang tidak lulus CPNS.
Dalam pertemuan yang dipimpin Wakil DPRK Bireuen Syafruddin, Kamis (20/2/2014), perwakilan para honorer menyampaikan sejumlah hal, terutama menyangkut nasib mereka pasca pengumuman CPNS jalur honorer K-2.
Sebagian dari mereka juga melaporkan kecurangan terkait lulus beberapa honorer yang dinilai tidak layak. Bahkan, dilaporkan ada guru honorer yang tak pernah mengajar namun dinyatakan lulus tes CPNS jalur K-2.
Aksi spontanitas ratusan honorer di kantor DPRK Bireuen itu awalnya tak ada yang mengkoordinir. Mereka juga tidak ada izin berunjuk rasa. Belakanagn aksi itu dikoordinir Ketua Koalisi Barisan Guru Bersatu (KoBar-GB) Bireuen M Jafar dan Ketua Solidaritas Guru Muda Aceh (SIGMA) Bireuen Alfian agar tidak mengarah ke hal-hal anarkis.
Usai menemui pimpinan dewan, M Jafar mengatakan, pihak dewan tetap menampung aspirasi tenaga honorer tersebut. “Kami juga meminta dewan agar nantinya dapat mendampingi saat berlangsung pertemuan dengan pengambil kebijakan, terutama bupati,” terang Jafar.
Aksi tersebut, tambah Jafar, sebagai bentuk curhat, bukan demo. “Kalau demo tentu harus mengajukan izin terlebih dahulu ke polisi. Tapi ini hanya audiensi dengan wakil rakyat,” katanya.
Untuk pertemuan dengan pimpinan daerah, sebut Jafar, para honorer diminta menunggu hasil koordinasi antar dewan dengan pimpinan daerah.
Di ksempatan yang sama, Rahmati, guru honorer di SD 10 Peudada mengaku khawatir dengan nasibnya pasca pengumuman CPNS K2. Menurut dia, dirinya merupakan salah seorang dari 30 honorer yang pernah lulus tes CPNS dari jalur honorer pada 2005. Tetapi hingga sekarang dia tak pernah mendapatkan SK pengangkatnnya.
“Alasanya, ketika itu nama saya tak terdata dalam data base. Padahal saya dan sejumlah honorer lainnya pernah dijanjikan untuk diprioritaskan lulus,” katanya.
Namun, nasibnya tidak pernah ditanggapi oleh pengambil kebijakan di Pemkab Bireuen. “Dulu saya pernah dijanjikan untuk diprioritaskan lewat, tapi hingga pengumuman kemarin tetap saja saya tidak lulus, padahal saya sudah honor sejak tahun 1998,” terangnya.
Setelah pertemuan tersebut, ratusan tenaga honorer K2 yang tidak lulus itu bubar dan kembali ke rumah masing-masing. [Joniful Bahri]
Belum ada komentar