Dermaga Pelabuhan Labuhanhaji Rusak, Kapal Feri Dialihkan ke Aceh Singkil

Dermaga Pelabuhan Labuhanhaji Rusak, Kapal Feri Dialihkan ke Aceh Singkil
Dermaga Pelabuhan Labuhanhaji Rusak, Kapal Feri Dialihkan ke Aceh Singkil

PM, TAPAKTUAN – Dermaga Kapal pelabuhan penyeberangan Labuhanhaji, Aceh Selatan, Aceh, dilaporkan mengalami kerusakan akibat dihantam ombak pasang. Akibat dari kerusakan itu telah mengganggu aktivitas berlabuh atau tambat Kapal Feri rute Labuhanhaji – Simeulue. Bahkan Kapal Feri KM Labuhanhaji yang tiba dari Simeulue, Senin (7/12/) malam, terpaksa dibatalkan berlabuh di pelabuhan tersebut dan penumpang diturunkan ke pelabuhan Kabupaten Aceh Singkil.

“Benar, akibat terjadi kerusakan di dermaga pelabuhan Labuhanhaji, demi menjaga keselamatan kapal dan penumpang, maka puluhan penumpang dari Simeulue yang tiba di Labuhanhaji Senin (7/12) malam, terpaksa diturunkan ke Aceh Singkil,” kata Kapten Kapal Feri KM Labuhanhaji, Jimmi Pasaribu, kepada wartawan di Labuhanhaji, Jumat (11/12/).

Dia menyebutkan, bagian dermaga yang mengalami kerusakan akibat dihantam ombak pasang antara lain, badan jalan atau jembatan menuju ke dermaga yang amblas lebih kurang sepanjang 500 x 100 cm sehingga tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Selain itu, kerusakan juga terjadi dibagian sisi sebelah timur dermaga sehingga menyulitkan kapal untuk tambat.

Hasil pantauan di lokasi, bagian badan jalan atau jembatan menuju ke dermaga yang amblas tersebut telah ditangani secara darurat oleh pihak pengelola pelabuhan dengan cara memasang batang pohon kelapa, sehingga saat ini sudah bisa dilalui kendaraan roda empat. Sedangkan bagian sisi dermaga sebelah timur sampai saat ini belum mendapat penanganan secara konfrehensif dari pihak terkait.

Jimmi Pasaribu menyatakan, setelah mendapat informasi bahwa kerusakan badan jalan atau jembatan dermaga sudah diperbaiki, Kapal Feri KM Labuhanhaji yang sebelumnya terpaksa berlabuh ke Aceh Singkil telah berlabuh kembali di Pelabuhan Labuhanhaji, Jumat (11/12) pagi untuk mengangkut penumpang dan kendaraan yang sudah menumpuk di pelabuhan tersebut tujuan Simeulue.

“Seharusnya, jika tidak ada kendala dan hambatan Kapal Feri KM Labuhanhaji yang berangkat dari Simeulue Senin (7/12) dan tiba di Labuhanhaji Selasa (8/12), dijadwalkan pada Rabu (9/12) sudah mengangkut kembali penumpang ke Simeulue, namun karena harus dialihkan ke Aceh Singkil baru Jumat (11/12) bisa mengangkut penumpang lagi,” paparnya.

Menurutnya, penyebab terjadi kerusakan dermaga pelabuhan Labuhanhaji tersebut dampak dari pembangunan tanggul break water sepanjang lebih kurang 500 meter disekitar lokasi kolam pelabuhan oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Selatan dalam rangka perluasan kawasan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Labuhanhaji menjadi pelabuhan samudera terbesar di Pantai Barat Selatan Provinsi Aceh seperti PPI Lampulo Banda Aceh dan PPI Idi, Aceh Timur.

Pembangunan tanggul break water yang menelan dana sekitar Rp 4,7 miliar sumber dana Otsus tahun 2015 tersebut, mengakibatkan arus ombak air laut yang meluncur deras dari tengah-tengah lautan tidak lagi lepas ke pinggir pantai seperti selama ini karena telah tertahan dengan tanggul break water yang dipasang disepanjang kolam pelabuhan dimaksud.

“Arus ombak air laut memantul ke kolam pelabuhan karena tertahan dengan tanggul break water sehingga pantulannya menghantam dermaga. Kondisi guncangan ombak sekarang ini di kolam pelabuhan Labuhanhaji sangat deras, sehingga Kapal Feri yang berlabuh tidak nyaman lagi. Kondisi paling parah itu terjadi khususnya saat air pasang,” ungkapnya.

Terkait persoalan itu, ujar Jimmi Pasaribu, pihaknya telah melaporkan ke Kantor ASDP sehingga jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan terhadap Kapal Feri ekses dari hantaman ombak yang deras di kolam pelabuhan dimaksud, pihak kantor ASDP tidak menyalahkan pihaknya.

“Agar kami tidak disalahkan jika terjadi kerusakan terhadap kapal, maka terkait persoalan ini telah kami laporkan ke kantor ASDP. Menurut informasi kami terima, pihak ASDP telah menggelar pertemuan dengan Pemkab Aceh Selatan sebanyak dua kali membahas persoalan ini, namun sejauh ini kami belum mengetahui apa hasilnya dan langkah apa yang akan dilakukan untuk menindaklanjuti persoalan tersebut,” tandasnya.

Menyikapi persoalan ini, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Aceh Selatan, Hamzah SH, mengatakan, terkait kerusakan badan jalan atau jembatan penyeberangan di dermaga labuhanhaji, telah dilakukan langkah perbaikan secara darurat oleh pihaknya. Dengan cara, memasang batang pohon kepala sehingga saat ini sudah bisa dilewati kendaraan roda empat.

Sedangkan mengenai guncangan ombak yang terlalu besar dan deras di dalam kolam pelabuhan sebagai dampak dari pembangunan tanggul break water, Pemkab Aceh Selatan berencana akan mengeruk kolam pelabuhan secara lebih dalam lagi. Sehingga, diperkirakan akan mengurangi guncangan ombak.

“Tanggul break water yang telah dipasang itu tidak mungkin di bongkar kembali, untuk mengatasi persoalan yang timbul sekarang ini, salah satunya akan dilakukan pengerukan kolam pelabuhan lebih dalam lagi,” sebutnya.

Di samping itu, sambungnya, Pemkab Aceh Selatan juga merencanakan beberapa opsi lainnya seperti akan merubah bentuk susunan batu gajah pembangunan break water tersebut dari bentuk sekarang ini lurus menjadi miring untuk menghindari pantulan ombak air laut menghantam dermaga dan kapal feri yang berlabuh di kolam pelabuhan dimaksud.

Opsi lain yang kemungkinan akan dilakukan, kata Hamzah, yakni akan di bongkar bagian tengah tanggul break water tersebut atau tanggul break water itu akan dipindahkan ke bagian dalam pelabuhan melewati dermaga yakni susunan batu gajah akan dipasang mulai dari tiang mercu suar dekat muara masuk kolam pelabuhan sampai ke ujung bagian paling barat dermaga dekat bangunan kantor pelabuhan yang berada di pinggir pantai.

“Langkah ini masih dalam kajian yang komprehensif oleh tim teknis dari Dinas terkait, namun langkah itu belum bisa di realisasikan saat ini sebab pekerjaan proyek pembangunan tanggul break water tersebut belum dilakukan serah terima antara kontraktor pelaksana dengan Dinas Kelautan dan Perikanan,” kata Hamzah.

Saat ditanya, apakah persoalan itu terjadi akibat tidak matangnya perencanaan pembangunan proyek yang dibuat oleh Dinas terkait? Hamzah menegaskan, pihaknya tidak pernah dilibatkan saat perencanaan pembangunan proyek di sekitar dermaga pelabuhan labuhanhaji tersebut.

“Jika sebelumnya pihak kami dilibatkan, tentu kami akan memberikan masukan-masukan kepada dinas terkait. Sehingga, keberadaan proyek tanggul break water itu tidak mengganggu aktivitas kapal feri serta tidak sampai merusak fasilitas dermaga di pelabuhan ini,” pungkasnya. [PM007]

 

 

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

IMG 20210107 WA0008
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menerima audiensi perwakilan UNHCR, UNICEF, Geutanyoe dan KontraS Aceh di Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh, Kamis (7/1/2021). (Foto/Humas)

Soal Rohingya, Nova: Kita Taati Ketentuan Pemerintah Pusat