PM, IDI – Untuk mencegah banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Timur, Bupati Aceh Timur H. Hasballah HM. Thaib mengeruk kembali puluhan kilometer sungai (alur–red) yang selama ini mendangkal. Diharapkan, banjir yang menghantui petani sawah tiap penghujung tahun dapat diakhiri.
Geuchik Kuta Lawah, Sofian mengatakan program pengerukan dan normalisasi sungai (alur) ini merupakan cara paling mudah dalam menangani bencana banjir.
“Penyebab banjir di Aceh Timur hanya dipengaruhi mendangkalnya sungai dan alur mulai dari gampong hingga ke kecamatan,” ujar Sofian saat mendampingi Bupati Aceh Timur meninjau penormalan sungai di gampong Kuta Lawah, Kecamatan Idi Rayeuk, Senin 26 Oktober 2015.
Menurut Sofian, sepanjang 26 kilometer sungai di Kuta Lawah dan puluhan kilometer sungai di beberapa gampong tetangga yang kondisinya mendangkal mulai dikeruk. Pengerukan tersebut mendapat apresiasi masyarakat, karena sejak puluhan tahun yang silam sungai tersebut tidak pernah dikeruk, bahkan kedangkalannya nyaris membuat sungai menghilang.
“Sejak saya kecil sungai ini tidak pernah dikeruk dan disaat normalisasi ini kita lakukan masyarakat tidak pernah minta ganti rugi berbagai jenis tanaman keras yang imbas normalisasi. Ini bukti masyarakat mendukungnya,” kata Sofian.
Sementara itu, Bupati Aceh Timur H.Hasballah HM.Thaib dalam kesempatan yang sama mengatakan, pengerukan sungai di Aceh Timur berlangsung tiap tahun dengan menggunakan biaya APBK, sehingga banjir di wilayah Aceh Timur perlahan bakal menghilang.
“Aceh Timur mendapat kiriman banjir dari pegunungan Bener Meriah dan Aceh Tenggara, sehingga Pante Bidari dan Lokop kerap banjir. Tapi jika sungai sudah bersih mulai dari perkampungan hingga tembus ke laut, maka otomatis banjir kiriman tidak akan ada lagi,” ujar H.Hasballah yang akrap disapa Rocky itu.
[PM005]
Belum ada komentar