PM, Banda Aceh – Partai NasDem baru saja merestrukturisasi pengurus tingkat daerah di Aceh. Beberapa pemain lama, termasuk sang ketua Zaini Jalil, digeser. Dia diganti oleh Teuku Taufiqulhadi.
Siapa pula Taufiqulhadi?
Taufiqulhadi adalah seorang putra Aceh kelahiran Pidie pada 17 November 1960 silam. Dia sebelumnya pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI periode 2014-2019 dari NasDem Dapil Jatim IV Kabupaten Jember dan Lumajang.
Taufiqulhadi juga menjabat sebagai staf khusus Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebelum didapuk sebagai Ketua Nasdem Aceh menggantikan sang advokat, Zaini Jalil.
Sebenarnya mantan wartawan dari grup Media Indonesia tersebut mengawali karirnya di bidang politik melalui kendaraan PPP. Di partai berlambang Ka’bah itu, Taufiq pernah menjabat sebagai Sekjen DPP PPP di bawah kepemimpinan Suryadharma Ali.
Taufiqulhadi juga pernah mencalonkan diri sebagai calon legislatif dari PPP melalui Dapil Aceh 2 pada Pemilu 2004-2009. Dia juga pernah mencalonkan diri pada Pemilu 2009-2014 di Dapil yang sama. Namun, dia tidak terpilih pada Pemilu tersebut.
Jauh sebelum bergelut dengan partai politik, pria berkacamata itu juga dikenal aktif di organisasi gerakan mahasiswa. Dia merupakan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jember tahun 1982, dan pernah menjadi Ketua Umum HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol UNEJ tahun 1984.
Surya Paloh berharap banyak pada Taufiqulhadi dan pengurus baru untuk membenahi NasDem di tanah kelahirannya. Sebagai putra Aceh, Surya Paloh disebut-sebut malu dengan pencapaian partai politik yang didirikannya pada pemilu terakhir. “Perolehan suara Nasdem jauh merosot pada pemilu sebelumnya,” ungkap Taufiqulhadi kepada awak media dalam konferensi pers yang berlangsung di D’Energy Coffee, Sabtu, 21 Agustus 2021 kemarin.
Seperti diketahui, NasDem memang terperosok jauh di Pemilu 2019. Partai tersebut hanya mampu mengirim dua wakilnya untuk DPRA dari Dapil 1 dan Dapil Aceh 7. Sementara enam kursi lain yang sebelumnya diperoleh NasDem pada Pemilu 2014 hilang begitu saja.
Nasdem juga gagal mengirimkan wakilnya untuk menempati kursi DPR RI. Dari total pemilih di Aceh yang menggunakan hak suara mencapai 1.638.260 orang, partai berslogan “Restorasi” tersebut hanya mampu mendulang 176.009 suara pemilih. Jauh di bawah target yang ingin dicapai oleh Bappilu NasDem.
Padahal pada pemilu 2014, NasDem berhasil mengamankan dua kursi untuk DPR RI yang diwakili oleh Prof Bachtiar Ali dari Dapil Aceh I dan Zulfan Lizan dari Dapil Aceh II.
Kehilangan suara besar di tanah kelahirannya tersebut tentu menjadi momok bagi Surya Paloh untuk berbenah. Inilah yang membuat Zaini Jalil lantas digeser dari posisi ketua.
Guna membenahi suara partai Nasdem di Aceh, Surya Paloh turut meminta seorang pengusaha, Nahrawi Noerdin, untuk membantu Taufiqulhadi. Dia didaulat menjadi Sekretaris. Pria yang akrab disapa Toke Awie itu dianggap populis di kalangan tokoh-tokoh Aceh. “Mempunyai jejaring kuat dari tingkat pengusaha hingga tokoh politik dan birokrat di daerah Aceh,” kata Taufiqurrahman memaparkan alasan penempatan Toke Awie sebagai Sekretaris Partai NasDem Aceh.
Nahrawi merupakan pria kelahiran Lambung, 2 Mei 1974. Dia merupakan pemilik holding company Pasha Jaya yang berdiri sejak 2005 lalu. Ada 15 perusahaan yang dikelola Toke Awie di berbagai bidang, selain Pasha Jaya. Antaranya agen BBM Industri Pertamina, Transportir BBM Pertamina, Kontraktor Pembangunan SPBU, Agen LPG PSO dan Non PSO, SPBU, SPPBE, Bengkel Pemeliharaan Tabung LPG Non PSO, Karoseri, Distributor Ban Michelin Regional Aceh, Biro Jasa Security serta Cleaning Service, dan D’Energy Cafe.
Dia merupakan anak pedagang. Ayahnya bernama Muhammad Noerdin yang tercatat sebagai agen LPB, BBM dan minyak tanah terkemuka di masanya. PT Loon Mita Gah adalah bisnis yang dirintis sang ayah.
Membenahi partai sebesar Nasdem yang kini menempati posisi empat besar di Indonesia, tak hanya dibebankan kepada dua orang ini saja. Surya Paloh juga mengutus Ramadhana Lubis guna menjadi Wakil Ketua Bidang Bapilu. Kemudian adapula nama Zulfikar Lidan yang dipercaya sebagai Wakil Ketua Organisasi dan Keanggotaan. Ada pula nama T Banta Syahrizal, Teuku Irwan Djohan, Thamrin Ananda, dan Sophan Sofyan yang diperbantukan sebagai Wakil Ketua dalam struktur bernomor 78-Kpts/DPP-NasDem/VII/2021 tersebut.
Selain mereka, Surya Paloh membebankan Zaini Jalil sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Wilayah NasDem. Dia bakal dibantu oleh Yetty Nurhati, Wiratmadinata, Auzir Pahlevi, Anwar Yusuf, dan Irfanullah. Surya Paloh juga menempatkan Yunardi Natsir, Fahmiwati, Fakhrulsyah Mega, Prof Adj Dr Murniaty, Muhammad Ali, dan T Budi Hermawan sebagai Dewan Pakar Wilayah.
Lalu dengan perubahan struktur besar-besaran itu, apa yang ingin dicapai NasDem di pemilihan mendatang?
“DPR RI tiga hingga empat kursi, DPRA 10 kursi di 10 Dapil, DPRK 100 kursi di 23 kabupaten dan kota di Aceh,” ujar Ramadhana Lubis selaku Ketua Bapilu NasDem.
Selain itu, NasDem juga ingin membenahi semua struktur di Aceh hingga tingkat ranting, menjalin komunikasi dengan semua ulama di Aceh, juga akan bersilaturahmi dengan partai lain. “Itulah yang akan kami bangun di Aceh,” tegas Taufiqulhadi lagi.
Guna mengawal cita-cita itu, Taufiqulhadi pun meminta kader NasDem di Aceh untuk bereaksi apabila terdapat framing negatif yang ditujukan kepada partai tersebut. “Kalau perlu membalasnya, tetapi jangan kita yang memulai,” lanjut Taufiqulhadi.
“Intinya kita akan membuat tim untuk mengantisipasi hal-hal negatif (terhadap NasDem) yang berkembang di masyarakat,” tambah Zulfikar Lidan menyudahi pertemuan di cafe milik Toke Awi tersebut.[]
Belum ada komentar