Bustami Hamzah dan Hollyland Lark M2: Teknologi Modern yang Disalahpahami

WhatsApp Image 2024 11 20 at 01.38.43 (1)
Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi menjelaskan mic yang dipersoalkan saat debat kandidat ketiga calon gubernur Aceh, Selasa (19/11/2024). Foto Pikiran Merdeka.

PM, Banda Aceh– Debat ketiga pemilihan gubernur dan wakil gubernur Aceh pada Selasa malam, 18 November 2024, berlangsung ricuh. Kericuhan ini dipicu oleh penggunaan mic wireless oleh calon gubernur nomor urut 1, Bustami Hamzah.

Mic tersebut, yang tampak jelas terpasang di kerah baju sebelah kiri Bustami, menuai protes dari pendukung pasangan calon nomor urut 2, Muzakir Manaf-Fadhlullah. Mereka mencurigai bahwa mic wireless tersebut digunakan lebih dari sekadar alat perekam suara, melainkan sebagai alat bantu pendengar.

Mic yang digunakan Bustami diketahui adalah Hollyland Lark M2, perangkat populer di kalangan pembuat konten seperti YouTuber dan vlogger. Mic ini memiliki reputasi untuk menghasilkan rekaman suara berkualitas tinggi dengan desain kecil dan ringan.

Keraguan pendukung pasangan nomor urut 2 memanaskan suasana debat. Protes berlanjut hingga beberapa orang naik ke panggung, menuntut penghentian acara tersebut.

Hollyland Lark M2 sendiri diluncurkan pada Desember 2023 di Jakarta dan dirancang khusus untuk merekam suara secara profesional. Mic ini dilengkapi fitur pengurang kebisingan yang mampu menghasilkan suara jernih, namun tidak dirancang untuk fungsi alat bantu dengar seperti headphone.

Meski demikian, insiden ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat menjadi sorotan dalam situasi sensitif seperti debat politik.

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

IMG 20230313 WA0020 660x330 1
Sekda Aceh, Bustami menyerahkan Surat Keputusan (SK) Kenaikan Pangkat dan Pensiun kepada 1.146 Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Aceh di Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (13/3/2023). [Dok. Humas]

1.146 ASN Pemerintah Aceh Terima SK Kenaikan Pangkat

Nunu DUA
Nurjannah Husien, Founder Darah Untuk Aceh. Foto: Makmur Dimila/Pikiran Merdeka

Nunu, Pemburu Darah Untuk Aceh