PM, IDI – Bupati Aceh Timur H Hasballah HM Thaib atau Rocky menegaskan, seluruh korban banjir tidak boleh kelaparan. Karenanya, kata dia, evakuasi yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus sejalan dengan penyaluran bantuan logistik yang didistribusikan Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdakab Aceh Timur.
“Bencana banjir di Aceh Timur masih berstatus Siaga I, tapi BPBD dan Bagian Kesra harus serius dalam menangani persoalan banjir yang melanda lebih dari separuh wilayah ini,” tegas Rocky, Selasa, 9 Februari 2016. Menurut dia, banjir akan cepat surut karena pihaknya sudah melakukan pengerukan sungai-sungai yang dangkal di seluruh Aceh Timur. “Curah hujan yang masih tinggi mengakibatkan sungai meluap, tapi akan segera surut,” katanya.
Para camat diminta agar berada di lapangan untuk melihat ekses banjir dan mendata berbagai fasilitas umum yang rusak, seperti jalan dan jembatan, data rumah yang terendam, sawah dan lahan pertanian lainnya yang karam serta berbagai fasilitas pendidikan dan kesehatan yang terendam.
“Untuk titik pengungsi, kita minta camat segera mengirimkan data jumlah jiwa ke Bagian Kesra untuk proses pendistribusian sembako dan bantuan lainnya,” tegas Rocky.
60 Desa Terendam
Berdasarkan data di Bagian Kesra Setdakab Aceh Timur, 60 desa dalam delapan kecamatan hingga Selasa 9 Februari 2016 masih terendam banjir. Rinciannya, 9 desa di Kecamatan Idi Tunong, 5 desa di Pante Bidari, 25 desa di Julok, 5 desa di Ranto Peureulak, 6 desa di Darul Falah, 1 desa di Peudawa, 4 desa di Banda Alam, dan 5 desa di Kecamatan Nurussalam.
“Meskipun rumah terendam banjir, tapi mayoritas masyarakat bertahan di rumahnya masing-masing. Apalagi ada desa yang banjirnya cepat surut. Tapi untuk lima desa di pedalaman Pante Bidari, terisolir sebanyak 156 KK atau sekitar 780 jiwa,” kata Kabag Kesra Setdakab Aceh Timur, Rudi Selamat SP.
Kepala BPBD Aceh Timur Safrizal Fauzi SSTP MAP secara terpisah menyebutkan, banjir terparah di Aceh Timur terjadi di tiga kecamatan yakni Kecamatan Julok, Simpang Ulim dan Pante Bidari. “Ketiga kecamatan ini ketinggian air berkisar atara 1-2 meter dari permukaan tanah,” katanya.
Menurut di, banjir di wilayah itu akibat luapan sungai Arakundo. Terkait peralatan yang dikerahkan BPBD, Safrizal Fauzi mengaku petugasnya saat ini (kemarin—red) sedang mengevakuasi warga yang terperangkap banjir di beberapa titik.[]
Belum ada komentar