Bot Bantuan Pemerintah Aceh Hancur di PPI Lhok Pawoh

Bot Bantuan Pemerintah Aceh Hancur di PPI Lhok Pawoh
Puing-puing boat KM Bintang Timur bantuan Pemerintah Aceh yang hancur saat diangkat dari dasar pelabuhan TPI Lhok Pawoh, Aceh Selatan, Jumat (13/11) sore. Pikiran Merdeka | Hendri Meukek

PM, Tapaktuan – Bot KM Bintang Timur hancur berkeping-keping saat diangkat oleh alat berat (becho) dari dasar pelabuhan PPI Lhok Pawoh, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan. Boat bantuan Pemerintah Aceh pada tahun 2013 sudah empat bulan lalu karam di pelabuhan tersebut.

Pengangkatan boat senilai Rp2,2 miliar itu dilakukan oleh tim Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Selatan dan dibantu oleh nelayan setempat pada Jumat (13/11). Saat becho mengangkat boat yang bermaterial kayu dari dasar pelabuhan, badan boat itu hancur dan mesinnya kembali terbenam di dasar laut.

Boat bantuan untuk salah satu kelompok nelayan di Aceh Selatan itu karam pada 27 Juli 2015 lalu saat parker di PPI Lhok Pawoh.
Hermansyah, anggota kelompok nelayan penerima bantuan mengatakan, bangkai bot KM Bintang Timur itu diangkat dengan menggunakan dua alat berat dengan melibatkan pihak-pihak terkait lainnya.

“Pengangkatan bot tersebut guna menyahuti aspirasi warga nelayan dan surat Kadis Kelautan dan Perikanan Aceh Selatan,” kata Hermansyah kepada Pikiran Merdeka, Sabtu (14/11).
Menurutnya, bot bantuan KM Bintang Timur karam sendiri saat hujan lebat pada Senin, 27 Juli 2015 dini hari akibat bocor pada lambung boat.

“Sejak musibah itu sudah dua kali kami berupaya menyelamatkan dengan mengerahkan sejumlah personil dan alat berat. Namun evakuasi sulit dilakukan karena bangkai bot itu sudah terbenam di dasar laut,” ujarnya.

Imbas karamnya boat bantuan tersebut sangat mengganggu bot nelayan lain saat hendak memasuki kolam labuh PPI Lhok Pawoh. Bahkan, keberadaan bangkai bot juga mengakibatkan pekerjaan proyek pengerukan kolam pelabuhan terganggu.

“Mungkin karena terlalu lama terbenam di air mengakibatkan papan jadi lapuk. Saya perkirakan di dalam boat itu dipenuhi lumpur dan pasir sehingga menjadi berat ketika diangkat. Kini riwayat boat bantuan itu tamat ditelan ombak tenang. Begitupun, kami bersama masyarakat setempat tetap berusaha mengangkat mesinnya yang sudah tenggelam ke dasar laut,” ungkapnya.

Pada 29 Oktober 2015 lalu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Ir Teuku Diauddin meminta kepada Bupati Aceh Selatan, HT Sama Indra SH dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh Selatan Cut Yusminar APi, MSi agar Kapal nelayan (bot) KM Bintang Timur yang karam di TPI Lhok Pawoh itu segera diangkat sehingga bisa dimanfaatkan kembali untuk menunjang perekonomian nelayan.

“Kapal nelayan bantuan Pemerintah Aceh ini jangan disia-siakan. Pihak pengelola (kelompok nelayan) harus menyelamatkan aset yang ada. Jika dibiarkan terlantar seperti ini, dikhawatirkan pemerintah tidak lagi memberi bantuan kepada pihak lain. Jangan sampai gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga,” kata Ir T Diauddin saat itu.

Menindaklanjuti perintah, Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra SH menyatakan pihaknya akan menyurati pihak pengelola serta memberi waktu selama satu pekan.

“Saya tegaskan Pemkab Aceh Selatan memberi waktu selama tujuh hari (sepekan) kepada pihak pengelola untuk mengangkat atau memindahkan bot karam. Jika tidak dilaksanakan Pemkab Aceh Selatan akan mengambil sikap. Dinas kelautan saya intruksikan melaksanakan tugas ini sebagai perpanjangan tangan pihak provinsi,” tegas bupati.

Informasi dihimpun, kapal nelayan bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh untuk kelompok nelayan di Aceh Selatan berjumlah dua unit. Proyek itu bersumber dari dana APBA 2013, masing-masing menyerap anggaran lebih kurang Rp2,2 miliar. Tujuan pemerintah menyalurkan bantuan itu untuk pemberdayaan dan meningkatkan perekonomian nelayan di daerah itu. [PM003]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait