Bila Meninggalkan Keutamaan

Bila Meninggalkan Keutamaan
Bila Meninggalkan Keutamaan

Inilah pengakuan hati seorang manusia, yang di masa jayanya menjadi raja yang berkuasa dan kaya raya tetapi miskin pada akhir hidupnya.

Oleh Rudhy Suharto

Dalam kitab `Ainul Hayat/ al-Majlisi, diceritakan. Setelah Nabi Daud as berbuat tarkul ûlâ (meninggalkan keutamaan), ia suka berada di bukit-bukit dan Sahara, di tempat yang sepi itu, ia menangis menjerit dan histeris. Ketika sampai di sebuah bukit Nabi Daud menemukan sebuah gua. Kemudian Nabi Daud mencoba masuk ke dalam, ternyata di sana ada seorang manusia yang tinggal di dalamnya, yaitu seorang nabi yang saleh bernama Huzqil.

Huzqil yang peka mendengar suara-suara binatang di atas bukit, dapat menebak bahwa yang datang itu Nabi Daud as. Sebab ketika Huzqil membaca kitab sucinya (Zabur) semua makhluk histeris mendengarnya. Daud berkata: “Hai Huzqil bolehkah aku naik ke atas bukit?”.

Huzqil bertanya : “Apakah kamu telah berbuat dosa?. Daud menangis!. Ketika itu turunlah wahyu kepada Huzqil yang berbunyi: “Jangan kau sakiti hatinya (Daud as) karena berbuat tarkul ula, mohonlah `afiat kepada-Ku, sebab orang yang pernah melakukan kesalahan akan membuat dirinya tersiksa.”

Huzqil meraih tangannya dan mempersilahkannya. Daud bertanya: “Hai Huzqil, pernahkah kamu terlintas ingin berbuat dosa?” Tidak pernah, jawab Huzqil. Benarkah sama sekali kamu tidak menginginkan dunia atau bernafsu memilikinya? Ya, jawab Huzqil pasti.

Bagaimana kamu bisa mencapai itu? tanya Daud. Di dalam celah gua ini aku dapat mengambil pelajaran dan ‘ibrah. Kemudian, mereka masuk ke dalam celah gua. Di situ ada sebuah ranjang besi dan di atasnya ada bantal. Di samping ranjang terpampang sebuah papan besi. Daud as mengamati tulisan yang tercantum di papan itu, yang berbunyi: Aku adalah Urwa bin Syalm. Seribu tahun lamanya aku berkuasa, seribu kota telah aku bangun dan seribu gadis menjadi pendampingku.

Namun pada akhirnya aku sampai di tempat gelap ini, yang ada hanyalah tanah, batu, alas, bantal dan kursi. Aku berteman dengan ular dan serangga. Maka janganlah kalian tertipu oleh dunia. [pelitaonline.com]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait