Berburu Bakong Ijo di Hutan Leuser

Batang Ganja Hutan Leuser
Ekspresi bangga polisi saat menemukan ladang ganja di Hutan Leuser. FOTO: Humas Polres Gayo Lues

Sebagian warga Gayo Lues menempatkan budidaya tanaman ganja sebagai salah satu sumber perekonomian.

Oleh Anuar Syahadat

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di wilayah Gayo Lues ditumbuhi beraneka jenis tumbuh-tumbuhan. Mulai dari tanaman obat-obatan yang bisa menyembuhkan penyakit hingga tanaman yang bisa menimbulkan penyakit.

Salah satu tanaman yang banyak dicari orang-orang tertentu di Gayo Lues adalah bakong ijo atau kerap disebut dengan ganja (Cannabis sativa). Tanaman yang bijinya mengandung zat narkotika ini kian marak diburu warga luar daerah untuk dijual dan diisap dengan rokok.

Warga Gayo Lues kini tak asing lagi dengan ganja, mulai dari anak ingusan hingga orang tua sekalipun.

“Ganja sudah sejak zaman Belanda ditanam warga Gayo Lues, tetapi dulu tidak ditanam dengan jumlah banyak, hanya sedikit saja untuk menambah getah dan mengharumkan tembakau,” kata Dullah (62) warga Blangkejeren, 5 Februari 2016.

Seiring berkembangnya zaman, ganja dari Kabupaten Gayo Lues mulai dikirim ke Medan hingga keluar negeri. Konsumsi tanaman ini dilarang oleh Pemerintah Indonesia, sehingga sering menyebabkan warga masuk penjara ketika ketangkap aparat penegak hukum.

Namun, upaya menanam ganja oleh warga tak surut. Tanaman berdaun menjari ini ditanam di tengah hutan blantara, seperti di kawasan TNGL wilayah Gayo Lues, untuk menghindari pemusnahan oleh polisi yang sedang memerangi narkoba.

“Orang-orang salah memanfaatkan ganja, makanya dilarang Undang-Undang untuk dijual dan dikonsumsi. Padahal ganja sangat bagus untuk obat, seperti menambah nafsu makan, obat bius dan akarnya bisa dijadikan obat asam urat dan penurun kolestrol,” ungkap Dullah, “tapi jangan kelebihan dosis hingga fly,” sambungnya.

Bakong ijo Leuser
Bakong ijo dimusnahkan di lokasi temuan oleh polisi. FOTO: Humas Polres Gayo Lues

Kapolres Gayo Lues AKBP Bhakti E Nurmansyah melalui Kasat Narkoba Iptu Agam S mengatakan hampir setiap tahun kasus narkoba meningkat di Gayo Lues. Bakong ijo, sebutnya, kasus yang paling banyak ditangani setiap tahun.

“Jumlah kasus narkoba yang kita tangani tahun 2015 ada 27, dengan jumlah barang bukti ganja 1.016 kg, dan sabu-sabu 7,68 gram, sedangkan lading ganja yang berhasil ditemukan dan dimusnahkan berjumlah 32 hektare di lokasi berbeda, dengan jumlah mencapai 138.000 batang,” rincinya.

Dari keseluruhan kasus yang ditangani Sat Narkoba Polres Gayo Lues, para tersangkanya (TSK) mencapai 40 orang, dengan jumlah warga lokal 10 persen dan 90 persen warga luar daerah yang mencoba selundupkan ganja.

“Rata-rata warga luar daerah yang kita amankan, mereka berburu bakong ijo ke Gayo Lues dengan imbalan mendapatkan uang dari tokenya. TSK ini mengaku hanya sebagai kurir saja, sedangkan pemiliknya berada di luar daerah,” jelas Agam.

Berpose dengan Ganja
Salah satu anggota tim pemburu ganja di Hutan Leuser berpose dengan tanaman ganja. FOTO: IST

Dian, fotografer Humas Pemkab Gayo Lues yang sering turun ke lokasi ladang ganja bersama aparat kepolisian dan tim dari Pemkab Gayo Lues mengatakan, ganja di hutan TNGL sangat berbeda dengan ganja pada umumnya, salah satunya soal kualitas.

“Ganja di hutan Leuser yang pernah saya temui sangat subur, tingginya bisa mencapai empat hingga lima meter, bahkan berat satu batangnya bisa mencapai lima kilo gram,” ungkapnya.

Hingga saat ini, penanaman bakong ijo secara tersembunyi masih tetap dilakukan warga Gayo Lues meskipun sudah ada larangan dan penangkapan. Budidaya ganja yang salah pemanfaatannya itu dinilai salah satu sumber peningkatan prekonomian warga tertentu.[]

*Diterbitkan di Rubrik NANGGROE Tabloid Pikiran Merdeka edisi 110 (8-14 Februari 2016)

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

trra2d91vb1ja5y
Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah SE MSi bersama Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto, S.STP MM menyerahkan Dana Pembinaan juara 1 lomba gampong tingkat Provinsi Aceh tahun 2024 Kepada Keuchik Bueng Sidom, Kecamatan Blang Bintang Aceh Besar di Gedung Serbaguna Setda Aceh, Banda Aceh, Jumat (05/97/2024). FOTO: MC ACEH BESAR

Bueng Sidom Gampong Terbaik Aceh 2024