PM, Banda Aceh – Ratusan anggota Front Pembela Islam (FPI) Aceh, menggelar aksi unjuk rasa di beberapa titik di Kota Banda Aceh, Senin (17/12). Mereka menolak kebijakan Presiden Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh FPI Aceh dan beberapa ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Aceh Anti Israel (GARIS) menolak kebijakan Trump, dilakukan di depan Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dan dilanjutkan ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).
Tengku Muslim At Thahiry, dalam orasinya di depan massa Aksi Bela Palestina di Gedung DPRA, mengajak massa aksi untuk mengenali dan memboikot produk-produk Amerika dan Israel. “Kami meminta untuk seluruh umat islam yang ada agar memboikot produk-produk israel yang ada,” teriaknya.
Selain itu, dia dan peserta aksi lainnya juga mendesak pihak DPRA agar segera membuat Qanun yang membantu untuk memboikot produk dan saham milik dua negara tersebut yang ada di Aceh. “Kami meminta kepada DPRA supaya segera membuat Qanun untuk hal ini,” ujarnya saat sedang berorasi.
Menanggapi para peserta aksi, Ketua DPRA, Muharrudin langsung menerima petisi yang sudah dibacakan perwakilan demonstran beberapa saat sebelum aksi ditutup.
“Dengan senang hati saya menerima beberapa daftar tuntutan ini. Kami pihak DPRA juga telah melakukan suatu pergerakan untuk membantu palestina dengan memotong sebagian gaji kami untuk Palestine dan Rohingya beberapa waktu lalu,” ujar dia.
Terkait desakan pembentukan Qanun tersebut Muharuddin mengaku akan segera membicarakannya. “Terkait Qanun ini kami terima. Ini akan kami tindak lanjuti, akan tetapi kita lihat dulu apakah akan efektif untuk dibuat Qanun atau ada solusi lain karna ini menyangkut tentang mekanisme pasar tadi,” jelasnya.()
Belum ada komentar