Bayi Meninggal Sebelum Lahir, RSUD Singkil Diduga Lalai

Bayi Meninggal Sebelum Lahir, RSUD Singkil Diduga Lalai
ILUSTRASI

PM, Aceh Singkil – Nasib sedih dialami oleh pasangan Aswardi Pinem dan Rosdianti, warga Aceh Singkil. Ketika harapan mempunyai anak yang sehat, pasangan ini malah harus menerima kenyataan pahit tentang anak mereka.

Diduga akibat kelalaian dan pelayanan buruk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Singkil, bayi dalam kandungan Rosniati meninggal dunia sebelum lahir ke dunia.

BACA: Diduga Perawat Tak Bisa Pasang Infus, Seorang Bayi di Aceh Singkil Meninggal Dunia

Ramisah Hutabarat, adik kandung Aswardi saat dihubungi pikiranmerdeka.co, Minggu (4/3) membenarkan kejadian itu. Menurut Ramisah, sebelumnya pada Jumat (2/3) kemarin abang kandungnya Aswardin Pinem membawa istrinya itu ke bidan kampung untuk diperiksa.

“Kata bidan bayi dalam keadaan sungsang, dan harus dibawa kle rumah sakit,” ujar Ramisah.

Usai pemeriksaan di bidan, kata dia, Aswardi serta keluarga lainnya mengantar Rosdianti ke RSUD. Setiba di rumah sakit dan menceritakan keadaan bayi dan pasien, kata dia, malah tidak ada tindakan serius dari petugas RSUD.

“Yang sangat menyakitkan kami, dirujuk dari magrib dan surat-surat sudah selesai diurus, ambulan sudah stand by. Tapi bidan perawat dan dokter tidak juga kunjung memberangkatkan serta terkesan plin-plan, lalai waktu. Pukul 22.00 Wib jantung bayi positif tidak berdenyut lagi. Setelah itu dengan mudah mereka cari-cari alasan,” katanya.

Setelah bayi meninggal di dalam kandungan, sambungnya, pihak rumah sakit baru merujuk kakak iparnya ke RSUD Subulussalam untuk dioperasi.

“Petugas RSUD Subulussalam mengatakan kepada kami bahwa bayi di dalam kandungan sudah meninggal 5 hari sebelum di operasi, sehingga badan bayi terlihat melepuh,” kisahnya.

Terpisah, Direktur RSUD Singkil Dr.Darul Amani, saat dikonfirmasi membantah pihaknya lalai dan plin-plan dalam menangani pasien melahirkan tersebut, sehingga menyebabkan bayi dalam kandungan meninggalkan dunia.

“Bukan lalai dan plin-plan, akan tetapi keluarga pasien dan suami kebanyakan berumbuk sehingga berakibat fatal,” katanya.

Sebelumnya kata Darul, petugas medis juga menanyakan apakah pasien sudah pernah melakukan control kondisi kandungan. “Pasien mengatakan belum pernah. Nah inilah yang menyebabkan sungsang. Harusnya pasien sebelum melahirkan minimal 3 kali melakukan pemeriksaan, sehingga ada arahan dari dokter kandungan,” ujarnya.

Darul juga menyayangkan postingan salah satu keluarga pasien di laman Facebook yang dinilai berlebihan dan hanya sepihak. Sehingga, berdampak negatif kepada rumah sakit sendiri. “Padahal kondisi rielnya di rumah sakit tidak demikian,” pungkasnya.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait