PM, TAPAKTUAN – Bangunan pusat kuliner perikanan baru selesai dikerjakan akhir tahun 2017 lalu di Taman Pala Indah II (eks reklamasi pantai), Gampong Pasar, Kota Tapaktuan telah ambruk.
Proyek yang dikerjakan oleh CV Dhia Karya dengan sumber APBN murni tahun 2017 sebesar Rp 1,4 miliar tersebut, ambruk diduga disebabkan karena beberapa item pekerjaan tidak berkualitas atau tidak kokoh.
“Bangunan proyek ini mudah ambruk diduga disebabkan kualitas pekerjaannya tidak bagus. Salah satu bagian yang terlihat tidak kokoh itu pada bagian pengelasan kerangka besi. Proses pengelasan terlihat jelas asal-asalan sehingga sangat mudah ambruk ketika diterjang angin disertai hujan lebat,” kata Direktur Eksekutif Yayasan Gunung Hutan Lestari (YGHL), Sarbunis kepada wartawan, Selasa (20/2).
Pihaknya, lanjut Sarbunis, sangat menyesalkan ambruknya fasilitas infrastruktur yang baru selesai dibangun melalui sumber APBN tersebut. Seharusnya, pekerjaan proyek yang didanai sumber APBN dapat dilaksanakan secara maksimal sehingga bisa dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan mampu memuaskan masyarakat di daerah.
“Kejadian ambruknya bangunan tersebut masih beruntung terjadi disaat tidak ada orang di lokasi tersebut. Jika saja ambruk disaat bangunan tersebut telah difungsikan, tentu akan mengancam keselamatan jiwa masyarakat,” sesal Sarbunis.
Selain pekerjaan tidak berkualitas, Sarbunis juga menilai penempatan lokasi pembangunan Sentra Kuliner Perikanan tersebut tanpa kajian dan analisis yang matang. Soalnya, lokasi yang persis berada dipinggir pesisir laut samudera hindia tersebut mengakibatkan bangunan itu mudah ambruk akibat diterjang angin kencang dari arah lautan.
“Jikapun lokasinya tetap dipaksakan ditempat itu, seharusnya konstruksi bangunan yang dikerjakan lebih kokoh bukan justru asal-asalan,” terangnya.
Atas kerusakan tersebut, Sarbunis meminta kepada pihak kontraktor pelaksana harus bertanggungjawab untuk memperbaikinya kembali. Sehingga, fasilitas infrastruktur tersebut bisa dimanfaatkan oleh Pemkab Aceh Selatan dalam mempromosikan sejumlah kuliner perikanan ciri khasnya Aceh Selatan.
Tidak hanya itu, Sarbunis juga meminta kepada pihak aparat penegak hukum segera melakukan langkah-langkah penyelidikan untuk mengumpulkan data dan keterangan terkait realisasi pekerjaan proyek dimaksud. Sebab kejadian ambruknya bangunan yang baru selesai dikerjakan tersebut jelas-jelas ditengarai akibat rendahnya kualitas material yang digunakan oleh pihak rekanan.
“Aparat penegak hukum juga harus mengusut realisasi pekerjaan proyek yang diduga tidak berkualitas ini. Sehingga penggunaan anggaran negara sumber APBN ini tidak merugikan daerah dan masyarakat Aceh Selatan,” tegasnya.
Pantauan wartawan di lokasi, bangunan Sentra Kuliner Perikanan tersebut ambruk khusus dibagian atapnya yang menggunakan terpal warna putih yang diikat dengan tiang penyangga. Pipa besi galvanis yang digunakan sebagai tiang penyangga terpal terlihat patah dan sebagian lainnya bengkok.
Beberapa pipa besi tersebut terlihat lepas dari ikatannya diduga akibat material las yang digunakan untuk mengikat antar pipa besi tidak kuat.
Ambruknya terpal beserta sejumlah pipa besi sebagai tiang penyangga juga mengakibatkan rusaknya beberapa pintu kios yang terbuat dari aluminium. Terdapat sejumlah kios yang dibangun mengelilingi Sentra Kuliner Perikanan tersebut.()
Belum ada komentar