PM, KUTACANE – Proyek bronjong pengaman tebing sungai Alas di kecamatan Babussalam, Kutacane, ambruk, Selasa (21/11). Padahal, proyek yang bersumber dari dana Otsus itu baru rampung dikerjakan beberapa bulan lalu.
Pantauan pikiranmerdeka.co, bronjong pengaman tebing sungai Alas di kawasan pajak hewan desa Pulo Mbelin, kecamatan Babussalam tersebut, beberapa meter telah amruk ke dalam sungai.
Ambruknya bronjong yang menelan biaya miliaran rupiah tersebut, menjadi bahan pembicaraan masyarakat di wilayah tersebut. Masyarakat menilai, rendahnya kualitas pembangunan menjadi penyebab ambruknya bronjong.
“Lihat saja saat ini, beberapa meter beronjong pengaman tebing telah ambruk ke dasar sungai. Bahkan sedikit saja debit air bertambah, aliran sungai dipastikan kembali akan merusak lahan warga di sekitar lokasi karena tak ada lagi beronjong penahan tebing,” ujar warga yang enggan namanya dipublis.
Menurut warga, sisa bronjong sepanjang ratusan meter yang masih berdiri diperkirakan tak akan mampu lagi menahan terjangan arus sungai.
“Buktinya beberapa meter beronjong yang tersisa dan masih bertahan dari gerusan aris sungai, kondisinya telah miring dan tinggal menunggu waktu lagi ambruk diterjang arus sungai,” tambah warga.
Warga di sekitar lokasi meminta pihak Dinas Pemukiman dan Perumahan Rakyat, agar menegur pihak rekanan untuk memperbaiki kembali beronjong pengaman tebing yang telah ambruk ke dasar sungai. Sehingga kebun milik warga disekitar aliran sungai tidak tergerus.
Terpisah, PPTK proyek Otsus 2017 di Dinas Perkim PR, Sahari, saat dihubungi dari via seluler, Kamis (23/11), membenarkan perihal ambruknya beberapa meter proyek beronjong yang menghabiskan dana senilai Rp.1,9 miliar tersebut.
Namun, Sahari membantah penyebab utama ambruknya beronjong tersebut karena rendahnya kualitas pekerjaan rekanan.
“Ini lebih disebabkan karena adanya aktivitas pengambilan material galian C di bagian hilir sungai, dan hanya berjarak beberapa puluh meter dari beronjong,” bebernya.
Sahari mengatakan, pihaknya telah menegur dan melayangkan surat kepada pihak rekanan agar segera memperbaiki beronjong pengaman tebing tersebut.
“Karena proyek tersebut masih dalam masa pemeliharaan. Perbaikan bronjong juga harus disertai dengan penghentian pengambilan galian C di dekat proyek. Jika tidak, perbaikan tersebut akan sia-sia,” pungkasnya.()
Belum ada komentar