PM, MENGGAMAT – Hujan deras yang mengguyur pemukiman Menggamat mulai Jumat siang (11/12/2015) pukul 13.00 WIB, menyebabkan anak sungai Menggamat meluap. Akibatnya, ribuan rumah di pemukiman tersebut tergenang banjir setinggi 1,5 meter.
Kepanikan warga akan terjadinya banjir memang sudah terlihat dari warga yang mulai memasang bendungan di depan pintu rumah mereka dengan plastik dan memindahkan barang-barang berharga ke tingkat dua rumah mereka.
Berdasarkan pantauan Pikiranmerdeka.co di lokasi yang sering kena dampak banjir, yaitu di gampong Koto yang juga pusat perekonomian Kecamatan tersebut, dari mulai air mulai menggenangi gampong tersebut sekitar pukul 20.00 WIB Sabtu malam, ketinggian air di daerah itu kurang lebih setinggi 1,5 meter di halaman rumah warga dan juga merusak sebuah rumah warga di gampong tersebut.
“Sungai yang masuk ke kampung kami sangat deras, karna tidak kuat menahan kuatnya arus, sehingga merusak rumah nenek saya,” ungkap seorang warga setempat.
Dia juga mengatakan, kerusakan yang menimpa rumah neneknya tersebut belum ada tindakan dari pihak terkait hingga banjir di hari kedua yang merendam gampong mereka pada Sabtu sore (12/12/2015).
“Hingga banjir ke dua belum ada pihak terkait meninjau kerusakan rumah nenek saya, terpaksa siang ini kami perbaiki saja mana yang mampu kami perbaiki,” terangnya
Banjir Hari Kedua
Belum kering pun halaman rumah warga yang telah dibersihkan dari lumpur pasca banjir pada Jumat malam, karena curah hujan yang masih tinggi di pemukiman tersebut, kembali tergenang banjir pada Sabtu malamnya (12/12/2015)
Info yang dihimpun Pikiranmerdeka.co, banjir pertama di Kecamatan yang terkenal dengan tambang emasnya tersebut, juga merusak tiga rumah warga di gampong Mersak yaitu, rumah Alibiah, rumah Iswati dan rumah mantan keuchik Mersak. Tidak hanya itu, dari hari pertama pasca banjir, jaringan telekomunikasi juga terputus hingga Minggu (13/12/2015) siang kemarin.
“Ada tiga rumah warga saya yang rusak parah, rumah-rumah yang rusak itu kini yang tinggal setengahnya saja sedangkan setengahnya lagi telah terseret arus sungai pasca banjir” kata Matalimus, Keuchik Mersak
Dia juga mengharapkan kepada pemerintah, agar memperhatikan aliran sungai yang terus abrasi akibat banjir itu, karena bila tidak aliran sungai juga mengancam tanah pemakaman umum di gampong tersebut.
“Kami mengharapkan kepada pemerintah, untuk memperhatikan aliran di gampong kami ini. Bangunkan batu gajah, karena ada rumah warga yang lain juga terancam abrasi.” Katanya
Minal, Keuchik Sawah yang dikonfirmasi terkait hal tersebut mengaku, banjir yang terjadi dua kali itu, juga menyebabkan tanggul yang dalam tahap pengerjaan dari Dana Desa di gampong yang dipimpinnya itu, amblas diterjang banjir sepanjang 30 meter.
“Tanggul tersebut sebenarnya sudah tiga kali amblas dihantam banjir, setelah banjir yang dulu. Tapi, tidak terlalu parah dan telah kami perbaiki. Banjir kamarin dihantam kembali, makanya amblas lagi,” terangnya
Dikatakannya, tanggul proyek Dana Desa tersebut akan diperbaiki lagi dengan dana yang masih tersisa. Kalau pun dana tersebut tidak cukup lagi, pihaknya akan bermusyawarah bagaimana solusi memperbaiki tanggul tersebut.
“Itu kan musibah, kami akan bermusyawarah bagaimana selanjutnya memperbaiki tanggul itu dengan dana yang masih tersisa sedikit lagi,” pungkasnya. [PM007]
Belum ada komentar