PM, Banda Aceh – Pendaftaran kuliah ke Timur Tengah kembali dibuka. Kesempatan putra putri Aceh untuk belajar agama di kampus-kampus agama tertua terbaik di Timur Tengah terbuka lebar.
Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh mengimbau para calon pelajar agar memanfaatkan peluang ini.
Kementerian Agama Republik Indonesia beberapa waktu lalu telah menyebarkan surat edaran terkait dibukanya seleksi penerimaan mahasiswa baru di beberapa negara Timur Tengah untuk strata satu.
Di antara negara yang diumumkan kemenag antara lain Beasiswa Pemerintah Maroko, Beasiswa Tunisia dan Universitas Al-Azhar, Mesir. Pendafataran dan jalur seleksi ke Mesir dan Maroko dapat dilihat di portal resmi Kemenag RI, sedangkan pendafataran jalur ke Tunisia dapat dilihat di portal dan media sosial PPI Tunisia.
Ketua IKAT Aceh, Khalid Muddatstsir menyampaikan bahwa ini merupakan kesempatan emas bagi putra-putri Aceh untuk melanjutkan studinya di kampus-kampus terbaik di Timur tengah.
“Kita berharap semakin banyak putra-putri Aceh di Timur Tengah belajar di Univeritas terbaik di Timur Tengah seperti Al-Qarawiyyin di Maroko, Al Azhar di Mesir dan Az Zaitunah di Tunisia, Al-Ahqaf di Yaman, atau mengikuti zawiyah di Tarim, dengan harapan saat Kembali ke Aceh nanti bisa bersama-sama dengan segenap elemen ikut serta dalam mendukung pembangunan SDM di Aceh sesuai porsi masing-masing,” ucap khalid, Minggu (19/5/2024).
IKAT Aceh setiap tahunnya selalu mengadakan bimbingan bagi setiap calon pelajar/mahasiswa yang ingin belajar di Timur Tengah. Mulai dari sosialisasi kampus ke pesantren seluruh Aceh, mengadakan bimbingan persiapan seleksi, pendampingan saat seleksi, pemberkasan dokumen, hingga memfasilitasi keberangkatan hingga ke negara tujuan.
Sementara itu, khusus seleksi ke Universitas Al-Azhar, Kairo, Wakil Ketua IKAT bidang edukasi Timur Tengah, Muhammad Zuhri Sulaiman menjelaskan bahwa seleksi ke Al-Azhar yang dibuka tiap tahunnya merupakan kerja sama antara Kementerian Agama RI dan Universitas Al-Azhar melalui Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar.
“Kemenag sebagai pihak penanggung jawab dan yang memberi rekomendasi sedangkan Pusiba (Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab) di baeah OIAA yang melakukan seleksi sekaligus penentuan level matrikulasi bahasa sebanyak 7 level sebagai syarat awal untuk memulai kuliah di Al-Azhar,” lanjutnya.
Zuhri juga menegaskan bagi para calon mahasiswa yang berminat melanjutkan studinya ke Timur Tengah, khusudnya ke Al-Azhar Mesir, agar berangkat melaui jalur resmi dan legal yang diakui oleh Kementerian Agama. Saat ini, lembaga resmi yang berada di bawah OIAA hanyalah IKAT Aceh.
“Kami imbau kepada calon mahasiswa baru, agar mengikuti jalur resmi yaitu mengikuti seleksi yang diadakan kemenag. Hati-hati terhadap jalur nonresmi yang mengiming-imingi bisa langsung kuliah tanpa ikut seleksi,” kata Zuhri. []
Belum ada komentar