Selingkuh dengan mahasiswi, oknum anggota dewan di Aceh Timur dilaporkan ke polisi. Si oknum melihatnya sebagai upaya menghancurkan nama baiknya.
RUANG kerja Wakil Ketua DPRK Aceh Timur, M Nur, Selasa, 30 Mei 2017, mendadak menjadi ruang “curhat”. M Nur yang didampingi dua koleganya dari Fraksi Partai Gerindra, Hamdani Agani dan Aidul Azhar, tekun menyimak pengaduan seorang wanita berinisial NS yang duduk di depan mereka. “Ini baju saya yang disiram kuah soto oleh isteri Pak MZK,” ujar NS sembari menunjukkan kaos biru tua.
“Saya datang ke DPRK Aceh Timur bermaksud menyelesaikan persolan saya dengan Pak MZK,” tambah NS. MZK yang dimaksud NS merupakan anggota dewan Aceh Timur. Atas alasan privasi, Pikiran Merdeka hanya menuliskan inisial nama kedua orang ini.
NS juga mengaku jauh-jauh datang dari Medan, Sumatera Utara, agar MZK mau bertanggung jawab. Bahkan, mahasiswi 23 tahun ini mengatakan dirinya adalah pacar MZK. Kisah asmara gelap ini telah berjalan setahun.
Entah apa penyebabnya, pada suatu hari MZK berulah. Ia diduga menganiaya NS. Insiden itu terjadi pada 7 April 2017 sekitar pukul 22.00 WIB di Jalan Ayahanda Medan. Hal ini sesuai dokumen pelaporan ke polisi yang diperlihatkan NS kepada anggota DPRK Aceh Timur.
Tak diterima diperlakukan seperti itu, pada 10 April 2017, NS pun melaporkannya ke Poltabes Medan. Kasus yang dilaporkannya adalah dugaan tindak pidana penganiyaan dan pengancaman. Kini kasus tersebut telah naik ke tahap penyidikan. NS juga memperlihatkan surat panggilan dari polisi sebagai saksi korban dalam kasus tersebut. “Saya belum juga memenuhi panggilan tersebut, karena saya berpikir MZK masih ada maksud baik. Saya tidak mau menghancurkan karir Pak MZK juga,” ujar NS.
Setelah “curhat”, NS meminta M Nur menelepon MZK agar datang ke tempat itu untuk menemuinya.
Namun menurut M Nur, setelah diberitahu, MZK tidak bersedia hadir.
Dalih Pemerasan
Sebelum kasus itu mencuat ke permukaan, Pikiran Merdeka sempat menemui MZK di rumahnya. Kala itu, anggota dewan ini ditemani isterinya. MZK mengaku kenal dengan NS. Setahun lalu ia juga punya hubungan dengan perempuan muda tersebut. “Sekarang saya tidak ada hubungan lagi dengan NS. Persoalan ini isteri saya tahu semuanya. Pokoknya saya dengan NS tidak ada hubungan apa-apa lagi. Ini ada pihak yang mencoba menjatuhkan saya,” ujar MZK.
Sebelum bertemu MZK, kepada Pikiran Merdeka NS mengaku ia dihamili MZK. Ketika hal ini ditanyakan kepada MZK, spontan anggota dewan membantahnya. “Itu pembusukan terhadap saya, apalagi saya seorang anggota dewan,” tukas MZK.
Lalu, kenapa persoalan itu muncul sekarang? MZK mengatakan NS berupaya memeras dirinya. “Dia pernah meminta saya uang Rp40 juta melalui telepon selular,” ujar MZK. Seraya mengulang kata-kata, “ini pembusukan terhadap diri saya” MZK sempat meneteskan air mata saat wawancara itu berlangsung.
Setelah wawancara itu, kontroversi kasus dugaan hubungan gelap NS dan MZK tak berhenti. Pada 27 Mei, Pikiran Merdeka mendapat kabar dari NS bahwa ia dan keluarganya akan berjumpa dengan MZK di Idi. Tiga hari kemudian NS datang ke Gedung DPRK Aceh Timur.
NS mengaku datang dengan niat baik. Ia tak berniat menjatuhkan marwah MZK. “Tapi saya ingin meluruskan semua permasalahan antara saya dengan dia. Saya mau dia datang menemui keluarga saya untuk menyelesaikan dan membersihkan nama baik saya dan keluarga,” papar NS.
Namun, karena MZK tak mau hadir ke DPRK, NS pun balik kanan pulang ke Medan dengan Avanza putih. Terlihat di dalam mobil tersebut ada dua orang kerabat NS yang tak ikut turun. Kasus ini sendiri belum diketahui bagaimana akhirnya. Yang pasti, telah sampai ke tangan polisi.[]
Belum ada komentar