Proyek bongkar pasang taman di sejumlah median jalan dalam Kota Banda Aceh menelan anggaran miliaran rupiah setiap tahunnya. Trik mengeruk uang negara dengan dalih keindahan kota.
Pandangan berbeda kembali dirasakan beberapa pengendara yang melintasi jalan Teuku P Nyak Makam, Banda Aceh sejak beberapa hari lalu. Usai mudik lebaran ke kampung halaman, taman median jalan yang mereka lintasi sudah sangat berbeda: seluruh median jalan sudah dipenuhi gundukan tanah yang tidak merata. Hanya tersisia beberapa pohon saja dengan batas median jalan yang mengitarinya.
“Saya sudah sering ngopi disini, tapi pas kemarin usai lebaran kok sudah gundul begini (median jalannya). Saya tidak tau kapan sudah begini, yang jelas pas saya diajak ngopi sama kawan ya sudah begini,” ujar Miko yang mengaku dirinya salah seorang mahasiswa sebuah kampus di Banda Aceh, kepada Pikiran Merdeka, Rabu (13/7/2016).
Selain Rahmat, beberapa pemilik usaha di sekitar jalan tersebut juga tidak tahu menahu soal adanya pengerukan median tersebut. Salah satu pemilik usaha di Jalan T Nyak Makam mengatakan dirinya juga mengetahuinya karena saat proses penggalian itu dilakukan, dirinya sedang berlebaran di kampung halamannya.
Dari hasil penelusuran Pikiran Merdeka di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Banda Aceh, ternyata penggalian median jalan tersebut direncanakan untuk rehab taman yang ada di sepanjang median jalan tersebut.
“Tanah di median jalan itu kita keruk dan bakal kita ganti dengan tanah yang subur. Selanjutnya akan kita berikan pupuk dan menanami beberapa jenis pohon perdu yang berguna menyerap karbon dioksida dari asap kendaraan,” kata Kepala Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh, Jalaluddin, kepada Pikiran Merdeka, Rabu (13/7/2016).
Bahkan di sana juga terdapat dua paket lain yang juga bakal dikerjakan hingga penghujung 2016 ini: Rehab Taman dan Pedestrian Jalan Daud Beureueh dan Rehab Taman Median Jalan T. Nyak Arif.
Namun, dari ketiga proyek tersebut, tersirat kejanggalan. Misalkan saja, taman median Jalan T P Nyak Makam. Taman tersebut baru saja tuntas dibangun oleh Dinas Bina Marga—dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)— akhir 2014 lalu.
Ironisnya, baru dua tahun berjalan, tanah taman median yang dipenuhi pohon tanjung itu pun sudah dibongkar kembali dengan dalih penataan taman median jalan kota. Sayang, kas APBD harus kembali terkuras hingga mencapai miliaran rupiah akibat pengadaan proyek ‘bongkar pasang’ tersebut.
Pada 2015 lalu, setidaknya, sepuluh proyek Pengadaan Langsung (PL) untuk taman median jalan juga menghabiskan dana 1,9 milyar lebih. Sedangkan pada tahun 2016, total dana yang bakal digelontorkan—baik PL maupun tender—mencapai 6,5 milyar lebih.
Dari data pemenang tender di LPSE Kota Banda Aceh, Rehab Taman Median Jalan T P Nyak Makam tersebut bakal menyerap anggaran Rp400 juta, sedangkan untuk Rehab Taman dan Pedestrian Jalan Daud Beureueh mencapai Rp1,5 miliar. Ditambah lagi dengan Jalan T Nyak Arif senilai Rp500 juta.
Tak ayal, berbagai tanggapan miring berhembus kencag. Contohnya, proyek taman median jalan 2016 ini. Meski sudah dalam tahap pengerjaan, banyak pihak mengaku tidak setuju dengan proyek ‘bongkar pasang’ taman median jalan itu. Salah satunya, Anggota Komisi C DPRK Banda Aceh, Abdul Ghafur.
Menurutnya, proyek yang sedang digodok oleh pihak Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh itu dinilai hanya untuk pemborosan dana daerah saja, karena minimnya urgensi.
“Memang pembongkaran taman itu hal wajar. Tapi, kalau nanti tiga bulan sekali (sebentar-sebentar) dibongkar, itu kan buang-buang anggaran namanya,” tuturnya saat dihubungi Pikiran Merdeka, Jumat (15/7/2016).
Di sisi lain, menurut politisi dari fraksi NasDem ini, pembangunan yang ditargetkan selesai akhir 2016 ini juga tidak terlepas dari adanya kongkalikong dengan beberapa pihak terkait, sehingga program yang diusulkan kepada pemerintah kota itu pun begitu mudah dikabulkan.
“Dulu waktu rapat, walikota (Illiza) bilang tidak ada duit, waktu ada beberapa program kemarin (juga) tidak ada duit, sedangkan pihak DK3 buang-buang anggaran kepada hal-hal yang tidak berguna. Saya tidak setuju itu meskipun sudah mulai dikerok. Itu memang buang-buang anggaran, cari proyek dia (DK3) itu.”[]
Belum ada komentar