Arisan Nyawa di Sempati Star

Bus Sempati Star BL 7558 AA masuk jurang di jalur lintas Singkil-Subulussalam.
Bus Sempati Star BL 7558 AA masuk jurang di jalur lintas Singkil-Subulussalam. (IST)

Kecelakaan bus Sempati Star tiada henti memakan korban jiwa. Nyawa penumpang dan pengguna jalan semakin terancam.

Subuh itu menjadi hari naas untuk Ferry Alwinsyah, 35 tahun. Pria yang beralamat di Perumnas Simalingkar, Desa Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, ini menjadi korban kecelakaan tunggal angkutan umum di Subulussalam pada Kamis, 18 Januari 2018.

Bus Sempati Star yang ia tumpangi dari Medan menuju Banda Aceh itu terguling di kawasan jembatan Kedabuhen, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam. Tubuh Ferry terjepit di dalam bus yang terperosok ke jurang.

Jasad Ferry sempat kesulitan dievakuasi. Hingga siang, polisi dibantu warga sekitar masih coba mengevakuasi korban dari dalam bus yang ringsek. Bahkan, sebuah eskavator juga didatangkan untuk memudahkan evakuasi. Hal ini disebabkan lokasi tempat kejadian perkara cukup curam. Setelah berhasil dievakuasi, jasad Ferry dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam.

Menurut pihak kepolisian, korban diduga hendak melompat sesaat sebelum bus akan terjun ke jurang. Namun, ia gagal sehingga terjepit di antara celah kaca jendela. Kecelakaan bus yang merenggut nyawa seorang penumpang ini juga mengakibatkan 19 orang lainnya luka-luka.

Bus dengan nomor polisi BL 7558 AA yang dikemudikan Salman (48) dikabarkan mengalami mesin mati hingga mundur, lalu terjun bebas ke jurang sebelah kanan dari Medan menuju Subulussalam. Kondisi itu dibenarkan kernet bus, Rahmad Roni (44). Dari pengakuannya, bus yang tengah mendaki tanjakan mengalami mati mesin. Kejadian tiba-tiba itu membuat mobil mundur hingga terjun ke dalam jurang.

Peristiwa subuh tersebut bukan satu-satunya pada tanggal 18 Januari 2018. Di hari yang sama, bus Sempati Star juga menabrak satu orang pejalan kaki di Aceh Utara. Korban tewas di tempat.

Tragedi memilukan bus Sempati Star dengan Nomor polisi BL 7553 AA ini terjadi di Desa Keude Mane, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Bus yang dikemudikan Abdul Rahman (35) itu merenggut nyawa Antikah (63) warga Desa Lapang Timu, Kecamatan Gandapura, Bireuen.

Foto: IST

Kejadian itu juga terjadi saat fajar menyingsih, sekira pukul 05.30 WIB. Saat kejadian, Sempati Star melaju dari arah Medan menuju Banda Aceh. “Korban meninggal dunia di tempat kejadian,” ujarKapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman, melalui Kapolsek Muara Batu Iptu Bukhari kepada Pikiran Merdeka, Kamis pekan lalu.

Dua kecelakaan di hari yang sama itu bukanlah yang pertama bagi bus Sempati Star di awal tahun ini. Selama 2018, bus dengan ciri khas warna kuning ini telah berulang kali terjadi kecelakaan.Setidaknya, hingga pertengahan Januari, sudah ada empat kecelakaan bus Sempati Star. Tiga di antaranya juga memakan korban jiwa.

Misalnya saja pada Senin (8/1), bus Sempati Star dengan nomor polisi BL 7705 AA bertabrakan dengan Avanza BM 1794 MI, di kawasan Desa Ule Ceu Paloh Silimeng atau kawasan Teupok, Jeumpa Bireuen. Kejadian yang berlangsung pada subuh hari itu juga merenggut satu korban jiwa.

Seorang meninggal dunia, seorang luka berat, dan satu luka ringan. Korban meninggal bernama Anwar Lubis (27) dengan alamat Percut Medan, Sumatera Utara. Ia meninggal dunia dalam penanganan di IGD RSUD Fauziah Bireuen.

Sepekan kemudian, tepatnya Sabtu (13/1) sekitar pukul 11.30 Wib, bus dengan nomor Polisi BL 7456 AA, menabrak sebuah becak di jalan Nasional Nagan Raya-Blangpidie, tepatnya di Gampong Alue Padee, Kecamatan Kuala Batee. Akibat kecelakaan tersebut, seorang penumpang becak bernama Nuramidah meninggal dunia dan lima lainnya mengalami luka ringan.

Sejak Januari 20017 hingga pertengahan Januari 2018, sudah ada 12 kasus tabrakan yang melibatkan bus Sempati Star. Puncaknya, dalam tiga pekan terakhir, ada empat tabrakan yang menewaskan empat orang. Total, hingga sudah 14 orang merenggang nyawa akibat kecelakaan bus Sempati Star sejak 2017.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) lembaga nonstruktural di lingkungan Kementerian Perhubungan yang bertanggung jawab ke Menteri Perhubungan, saat ini juga tengah melakukan investigasi terkait seringnya kecelakaan yang melibatkan angkutan umum Sempati Star.

Rentetan kecelakaan ini tentu bukan tanpa penyebab. Meskipun pihak kepolisian dan KNKT sedang mengusut kasus tersebut, namun diduga faktor supir yang ugal-ugalan menjadi penyebab utama.

Wan, salah seorang sumber Pikiran Merdeka mengatakan, sejatinya tak ada persoalan bus Sempati Star. Seluruh bus tersebut adalah bus baru dan layak jalan. Hanya saja, mayoritas supir dari bus Sempati Star ini direkrut dari bekas supir mobil mini bus. Mereka masih minim pengalaman dan jam terbang mengemudikan bus berbadan besar.

“Banyak kawan-kawan saya direkrut menjadi supir bus Sempati Star, termasuk saya juga ada yang menawari. Bukannya mereka tak bisa, tapi mereka minim pengalaman,” ujarnya, Rabu pekan lalu.

Begitu pula pengakuan seorang petugas Dinas Perhubungan Aceh pada awal Januari lalu seusai tabrakan bus Sempati Star di Bireuen, pada 8 Januari 2018. Sumber Pikiran Merdeka yang menolak identitasnya ditulis mengatakan, sejak beroperasinya bus baru oleh berbagai perusahaan bus di Aceh, juga berbanding lurus dengan kebutuhan supir.

Menurut dia, para supir yang direkrut pihak manajemen bus lebih banyak berlatar belakang supir angkutan mini bus atau istilah bekennya supir L-300. Ia mengakui bahwa bus Sempati Star adalah salah satu yang terbaik saat ini. Namun, ia menduga supir bus tersebut mayoritas punya latar belakang yang bermasalah dengan narkoba.

Menurut dia, sejumlah tabrakan yang melibatkan bus Sempati Star harusnya supir bus harus dites urine. Sepengetahuannya, sangat banyak supir yang memakai narkoba sebagai doping sebelum ia membawa penumpang. Karena efek narkoba yang ia sebut berjenis sabu-sabu ini juga, mayoritas supir nekad mengemudikan bus dengan kecepatan tinggi.

“Selama ini kan tak pernah dipublis oleh polisi apakah supir bus tersebut bebas narkoba atau tidak. Dan juga selama ini tes urine kepada supir bus tak pernah dilakukan berkala, hanya saat jelang lebaran saja,” ujar pria yang menolak namanya ditulis ini.

Ia juga menyoroti masih adanya praktik kongkalikong petugas saat uji KIR bus. Pengujian dilakukan asal-asalan dan adanya aliran fulus untuk memuluskan uji KIR bus tua yang sudah tak layak jalan. Saat ini masih ada bus yang tidak dilengkapi uji berkala dan tanda lulus uji berkala.

“Bus yang paling jelek saat ini adalah Bus Anugrah. Walaupun secara fisik di luar ada yang terlihat baru, padahal itu adalah mobil lama dan masuk karoseri saja, namun mesinnya tetap (mesin) yang lama. Saat uji KIR tinggal bayar petugas,” jawabnya tertawa.

TAK MILIKI IZIN TRAYEK

Adanya bus yang tak memiliki izin trakyek akhirnya terbukti. Dua bus Sempati Star mengalami kecelakaan lalu lintas pada Kamis, 18 Januari 2018 di lokasi terpisah diketahui tidak memiliki izin trayek. Hal ini diakui Kasi Angkutan Darat di Dinas Perhubungan Provinsi Aceh, Al Qadri.

Dia menyebutkan, bus Sempati Star dengan nomor polisi BL 7558 AA yang terjun ke jurang di Subulussalam dan bus Sempati Star BL 7553 AA yang menabrak seorang nenek di Aceh Utara, keduanya tidak ada izin trayek. “Kedua bus itu tidak ada izin trayek,” kata Al Qadri, Kamis (18/1) kepada Pikiran Merdeka.

Kata dia, dua bus tersebut melakukan pelanggaran berat. Pasalnya, operasional kendaraan tidak dilengkapi dokumen yang sah sesuai ketentuan berlaku. ”Itu termasuk pelanggaran berat,” tegas Al Qadri. “Segala jenis pelanggaran berat dan segala sanksinya akan diputuskan di pengadilan.”

Dishub sedang membuat surat laporan ke Kemenhub sebagai bahan pertimbangan untuk pengenaan sanksi. “Laporan ini berdasarkan kejadian dua bus ini dan tiga kejadian sebelumnya yang melibatkan Sempati Star,” tuturnya.()

ANGGAP MUSIBAH

Pihak Sempati Star melalui Gade, sebagai pengelola bus, menyampaikan bela sungkawa terhadap para korban kecelakaan yang terjadi pada beberapa waktu lalu. Musibah yang terus menerus menimpa perusahaan tempatnya bekerja, kata dia, adalah murni kehendak tuhan.

“Namanya juga musibah, siapa coba yang menginginkan hal itu terjadi. Musibah kan tidak bisa kita lawan,” kata Gade kepada Pikiran Merdeka, Sabtu, 20 Januari 2018.

Terkait kondisi kendaraan yang dioperasikan, menurutnya, selama ini perusahaan sudah berupaya yang terbaik. Kendaraan yang dioperasikan adalah semuanya layak jalan. “Kalau mobil kita memang tidak layak dijalankan lagi tentu tidak diberikan ijin jalan. Tapi semua mobil kita ini kondisinya masih baru,” ujar dia.

Gade membenarkan bahwa selama ini pemicu utama pada kecelakaan yang menimpa bus Simpati Star yakni kelalaian sopir. Diakuinya, pihak perusahaan selalu memberikan pembinaan terhadap sopir-sopir bus mereka.

“Setiap hari mereka kita bina, terkadang memang kita bentak dia kalau salah. Pengawasan sudah cukup ketat kita lakukan terhadap sopir, tapi kan yang namanya manusia bisa saja khilaf,” terang dia.

Selanjutnya, Gade juga menyampaikan sopir-sopir yang direkrut adalah beberapa sopir berpengalaman. “Sopir yang kita rekrut pun bukan sopir-sopir yang lagi belajar-belajar. Tapi memang mantan-mantan dari sopir bus lain yang sudah pengalaman di bidangnya,” jelasnya.

Perekrutan sopir juga dilakukan dengan beberapa tes. Namun saat ditanya terkait apa saja tes yang dilakukan, Gade enggan memberi tahu. “Tes ada, tapi enggak lah kita kasih tahu. Itu semua dilakukan oleh pihak internal kami,” kata Gade.

Ia mengakui, pihaknya telah dipanggil oleh Dishub Aceh terkait rentetan kecelakaan yang terjadi. Namun, sehari setelah rapat, terjadi kecelakaan pada Kamis pekan lalu. “Pemanggilan ada dari Dishub. Sehari setelah kita rapat terjadi lagi kecelakaan. Ya, namanya saja musibah, mana ada yang tau.”

Saat ditanya soal pengakuan Kasi sarana angkutan darat Dishub Aceh, Al-Qadri yang menyatakan bahwa kedua bus Simpati Star yang mengalami kecelakaan di Subulussalam dan Aceh Utara tidak memiliki ijin trayek, Gade mengelak. Ia mengaku tak tahu perihal izin trayek kedua bus tersebut. “Masalah tidak ada ijin trayek, itu saya tidak tau,” tutup Gade.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait