Irwandi Yusuf dipastikan maju dari jalur partai politik setelah mendapat surat rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat. Dia berpasangan dengan Nova Iriansyah pada Pilkada 2017.
Pada Jumat, Jumat, 5 Agustus 2016, pasangan Irwandi-Nova menandatangani Pakta Integritas Partai Demokrat di Taman Partai Politik Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat. Penentuan keduanya berdasarkan hasil keputusan dalam sidang Majelis Tinggi Partai Demokrat, Kamis (04/08/16).
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan menilai, pasangan Irwandi-Nova memiliki elektabilitas tinggi dan kualitas yang mumpuni untuk memimpin sebuah provinsi. Keduanya juga dinilai yang terbaik dibanding calon lain. “Prosesnya agak alot, tapi akhirnya DPP memutuskan merekalah yang terbaik,” kata Hinca kepada media.
Duet keduanya dinilai saling melengkapi. Irwandi berpengalaman menjadi Gubernur Aceh periode 2007-2012 sedangkan Nova punya pengalaman nasional saat menjadi anggota DPR RI 2009-2014.
“Kami sedang berkomunikasi intens dengan beberapa partai politik nasional lainnya yang akan bergabung mengusung pasangan Irwandi-Nova,” ujar Hinca Panjaitan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Menurutnya, keinginan warga Aceh agar Irwandi kembali menjadi kepala daerah dapat dilihat dari hasil survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) pada Mei 2016. “Tingkat keterpilihan (elektabilitas) Irwandi 35,7 persen; jauh di atas tiga calon lain yang hanya 17 persen, 11 persen dan 3,8 persen. Survei ini menjaring pendapat dari 1.200 responden, dengan teknik sampel acak bertingkat dari 23 kabupaten/kota di Aceh, tingkat kepercayaan 95 persen dan simpangan sekitar 2,9 persen,” urainya.
Dari survei tersebut juga diketahui, 34 persen pemilih di Aceh akan memilih gubernur yang didukung SBY. “Dengan demikian, surat rekomendasi kepada Irwandi dan Nova Iriansyah dipandang tepat dan sejalan dengan harapan serta kebutuhan rakyat Aceh,” ucap Hinca.
Dia menuturkan, pasangan ini juga telah memenuhi syarat untuk maju dalam Pilgub Aceh, dengan mengantongi 13 kursi, yaitu dari PD (8 kursi), PNA (3) PKB (1), dan PDA (1). “Selain dua partai nasional dan dua partai lokal yang sudah resmi, kami juga sedang berkomunikasi intens dengan beberapa partai politik nasional lainnya yang akan bergabung untuk bersama membangun Aceh dengan mengusung pasangan Irwandi-Nova,” ujarnya.
Deklarasi Irwandi-Nova oleh Demokrat mengakhiri kegundahan Teungku Agam selama ini. “Syarat jumlah kursi yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Saya akan berjalan bersama Nova Iriansyah dari Partai Demokrat menuju Pilgub Aceh 2017,” kata Irwandi Yusuf kepada Pikiran Merdeka, Sabtu (07/08/16).
Suatu kehormatan baginya menerima kepercayaan untuk membangun Aceh lebih baik. Dia pun berterimakasih atas kepercayaan dan dukungan dari Partai Demokrat, PKB, PDA, dan PNA. Namun begitu, ia menyatakan masih membuka diri menerima dukungan dari partai dan pihak lain yang sejalan dengan visi dan misinya.

Irwandi mengungkapkan, banyak rakyat Aceh memintanya maju di jalur independen sebelum ia memperoleh dukungan Parpol. Dia mengaku bagai mendapatkan energi luar biasa setiap ada pihak mendorongnya maju dari perseorangan.
Dia dan timnya pun mengumpulan KTP dukungan yang berhasil meraup hampir 180 ribu lembar dalam dua minggu. “Ada yang datang menyerahkan sendiri KTP mereka ke pos-pos kami di seluruh Aceh dan sekaligus mendaftarkan diri menjadi relawan. Saya terharu dengan dukungan luar biasa itu dan mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya, dan hormat setinggi-tingginya,” sebutnya.
Menurutnya, dia memang diharapkan maju di Pilgub Aceh 2017. Sehingga dia pun tidak ingin terlewat oleh batas pendaftaran calon independen, sebab syarat kursi partai politik belum terpenuhi. “Tentu ada pertanyaan, jika jalur independen sudah cukup syarat, lalu mengapa memilih partai politik?” ujar Irwandi.
Dia pun memberi klarifikasi terkait hal itu. Dia dan timnya sejak diusung oleh PNA dan PDA memang menempuh jalur pencalonan melalui partai politik. Partai Demokrat incaran utama Irwandi mengingat partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono itu berperan besar dalam perdamaian yang kini menjadi dasar kehidupan politik baru di Aceh.
“Jalur partai politik bukanlah jalur haram. Dengan jalur ini kita coba membangun politik di Aceh dengan lebih berkualitas, dan dalam waktu dekat ini mewujudkan Pemilu yang halal di Aceh,” tegasnya.
Irwandi menyatakan, jalur independen maupun jalur partai politik hanyalah sebuah jalan. Terpenting, kata dia, kepercayaan yang diperoleh itu mesti bisa diwujudkan dalam kerja keras dan hati bersih untuk membangun kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat Aceh.
Lanjut ke Halaman 2
Belum ada komentar