Aceh Tak Perlu Impor Beras

Ilustrasi foto beras. (Google Image)
Beras. (Google Image)

PM, Banda Aceh – Kepala Bulog Divre Aceh Basirun menegaskan, Aceh tidak perlu melakukan impor beras, karena kondisi stok beras di Aceh cukup hingga pertengahan tahun nanti. Apalagi, pada bulan Februari hingga Maret sudah memasuki musim panen raya.

“Kalau di Aceh kita tidak ada rencana untuk impor beras. Kami justru ingin semaksimal mungkin mengupayakan semua kebutuhan di Aceh dengan pemberian beras dari lokal,” kata Basirun di Banda Aceh, Selasa (23/1).

Menurutnya, pemerintah juga sudah memperhitungkan kuota beras yang dimiliki provinsi Aceh. Sehingga, Aceh tidak menjadi target sasaran untuk penyaluran beras impor.

“Saya kira mungkin pemerintah sudah memperhitungkan. Kalau saya melihat data yang dimiliki Bulog, Aceh sudah cukup beras,” ucapnya.

Basirun mengungkapkan, stok beras di Aceh masih aman hingga bulan Juli 2018 mendatang. “Mengenai serapan gabah dari petani, untuk tahun 2017 kami mencapai target 75 persen. Dalam rata angka nasional mereka hanya 55 persen, artinya kita jauh dari target rata-rata nasional,” ungkap Basirun.

Terkait dengan wacana wacana impor beras oleh pemerintah, salah satu petani di kabupaten Aceh Besar Jailani menuturkan, kebijakan impor beras akan menyulitkan nasib para petani di Aceh.

“Seharusnya jangan dipikirkan soal impor beras. Tapi pikirkanlah bagaimana memberdayakan petani dalam meningkatkan produktivitasnya, apakah perluasan cetak sawah baru dan sebagainya. Buktinya hari ini petani masih dihadapkan beberapa persoalan, seperti kelangkaan pupuk, dan kesulitan air saat musim kering,” kata warga desa Lambarih, kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar itu.

Jailani mengungkapkan, dalam waktu beberapa bulan ke depan sebagian besar petani di wilayah Aceh Besar akan dihadapkan dengan musim panen raya. Apabila impor beras tetap dilakukan, maka penderita petani semakin bertambah.

“Kalau panen raya, kemudian pemerintah juga impor beras, otomatis harga gabah di tingkat petani langsung anjlok. Gabah kita pasti dibeli dengan harga murah, ini akan tambah mempersulit perekonomian kita para petani,” katanya.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait