PM, Tapaktuan—Tahun Ajaran 2015/2016 Kabupaten Aceh Selatan menerima 85 guru SM3T (Sarjana Mengajar didaerah Terdepan,Tertinggal dan Terluar) non-PNS dari Kementerian Pendidikan Nasional melalui Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Tahun sebelumnya guru yang sama juga diterima 65 orang.
Kedatangan Guru SM3T ke Aceh Selatan itu berlangsung dalam dua gelombang yakni gelombang pertama berasal dari Universitas Negeri Malang (UNM) sebanyak 38 orang yang tiba pada Rabu (19/8) pagi dan disambut oleh Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra SH di Hall Pendopo Tapaktuan untuk selanjutnya diserahkan langsung ke masing-masing kepala sekolah penerima.
Untuk gelombang kedua berasal dari Universitas Negeri Padang (UNP) berjumlah sebanyak 47 orang yang tiba di Kota Tapaktuan sekitar pukul 14.00 WIB dan disambut oleh Kadis Pendidikan Aceh Selatan H Yusafran SPd MSi untuk selanjutnya diserahkan kepada masing-masing kepala sekolah penerima.
Yusafran dalam arahannya saat menerima ketua rombongan UNP Dr Marjohan HS MPd dan antar tugas yang diterima masing-masing kepala sekolah sesuai penempatan, meminta kepada para guru SM3T tersebut agar segera menyesuaikan diri di tempat tugas baru dan bekerja dengan ikhlas sebagai sarana melatih diri sebelum benar-benar menjadi guru profesional.
“Daerah Aceh Selatan ini tidak jauh beda dengan Negeri Padang, sehingga penyesuaian udara, budaya dan lainnya tidak memakan waktu yang lama, apalagi sebagian warga Aceh Selatan khususnya Kota Tapaktuan memiliki bahasa yang sama dengan Padang yakni bahasa minang (bahasa jame),” ujarnya.
Kepada pers, Yusafran menerangkan pada tahun 2015 Aceh Selatan seharusnya memperoleh jatah guru SM3T sebanyak 87 orang, namun ada dua guru dari UNM yang tidak ikut dalam rombongan karena tidak mendaftar ulang. Sehingga total jatah yang diterima kali ini hanya 85 orang dan sudah ditempatkan di sekolah-sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA dan SMK.
Menurutnya, kehadiran guru SM3T sangat membantu perkembangan pendidikan di Kabupaten Aceh Selatan, karena kehadiran mereka dapat memenuhi kebutuhan guru bidang studi yang masih kurang di setiap sekolah.
Pengakuan Yusafran, memperoleh jatah guru SM3T setiap tahunnya yang dibiayai pemerintah pusat ini, merupakan upaya yang dilakukan Pemkab Asel untuk memajukan pendidikan di daerah tersebut.
Karenanya, program yang dimulai pada tahun 2012 lalu, diharapkan dapat berlanjut dan pada tahun depan pihaknya akan mengusulkan guru-guru yang didominasi bidang studi untuk kebutuhan guru SMK.
Sementara itu, ketua tim dari Universitas Padang Marjohan mengatakan pihaknya yang baru sampai siang kemarin di Kota Tapaktuan akan bermalam sehari di kota itu untuk seterusnya berangkat kembali ke Padang dengan membawa kembali 65 guru SM3T yang telah habis masa tugasnya di Aceh Selatan penempatan tahun lalu.
Acara yang sederhana itu turut dihadiri para pejat teras di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Selatan.
[PM002]
Belum ada komentar