PM, Banda Aceh – Di usia 41 tahun, Iskandar—akrab disapa Aby Kandar—membuktikan bahwa profesi guru honorer dan petani sukses bisa berjalan beriringan. Lahir pada 16 April 1983, Aby Kandar adalah lulusan S1 Pendidikan Agama Islam dan mengajar sebagai guru P3K di UPTD SD Negeri 2 Jeumpa, Bireuen. Namun, selain mengajar, ia juga memiliki ketertarikan besar pada pertanian yang mulai ia tekuni sejak tahun 2014, dan sejak 2019 ia fokus membudidayakan melon.
“Budidaya melon sangat keren dengan potensi penghasilan yang luar biasa. Bayangkan, dari lahan seluas 1.000 meter persegi, kita bisa menghasilkan rata-rata 3,5 ton melon. Putarannya cepat, hanya 70 hari sudah bisa panen,” kata Aby Kandar.
Saat ini, Aby Kandar mengelola dua lahan melon dengan total luas 4000 meter persegi, yang melibatkan dua pekerja tetap dan sejumlah tenaga harian lepas sesuai kebutuhan. Ia mengembangkan tiga jenis melon, yaitu golden melon, rock melon, dan melon untuk jus, dengan segmen pasar yang berbeda. Produksi melonnya telah memperoleh sertifikasi Prima 3 dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten dan Provinsi Aceh, memastikan kualitasnya terjamin untuk pasar yang lebih luas. Melon-melon ini didistribusikan ke berbagai daerah di Aceh, seperti Lhokseumawe dan Banda Aceh, serta ke Medan.
Untuk memperkuat jaringan petani melon di Bireuen, Aby Kandar membentuk komunitas petani melon agar dapat saling mendukung dan mengatur waktu tanam agar pasokan melon terus tersedia. “Di Bireuen banyak pemuda yang tertarik bertani. Komunitas ini membantu mereka belajar dan mengembangkan potensi mereka. Kami ingin melon dari Bireuen bisa selalu ada di pasaran,” ujarnya.
Tak hanya fokus pada budidaya, Aby Kandar juga aktif sebagai narasumber dalam berbagai pelatihan pertanian yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Bireuen, BPSDMP Provinsi Aceh, BAPELTAN Jambi, serta Dirjen Hortikultura. “Saya sangat senang bisa berbagi pengalaman dan menginspirasi petani muda. Melalui Facebook dan TikTok, saya terus memberikan motivasi dan membuktikan bahwa bertani itu menjanjikan jika dikelola dengan tepat,” tambahnya.
Sebagai Duta Petani Milenial dari Kementerian Pertanian RI, Aby Kandar berharap dapat terus membangun generasi muda yang mencintai pertanian di tanah subur Aceh. “Tanah kita sangat subur. Para penjajah dulu datang bukan untuk menjajah SDM kita, tapi untuk memanfaatkan kesuburan tanah kita. Saya ingin pemuda-pemudi Aceh melihat potensi ini dan mencintai pertanian,” pungkasnya. []
Belum ada komentar