Abuya Amran Waly: Tauhid Tasawuf untuk Meninggalkan Syirik Tersembunyi

Abuya Amran Waly: Tauhid Tasawuf untuk Meninggalkan Syirik Tersembunyi
Pelantikan Pengurus dan peresmian sekretariat Majlis Pengkajian Tauhid Tasawuf Kabupaten Bireuen, di Desa Matang Sagoe, Kecamatan Peusangan, Kamis (31/12/2015) I PIKIRAN MERDEKA/Rizanur

PM, BIREUEN – Tauhid Tasawuf berawal daripada Syariat, akhlak yang bagus ketika berada di hadapan Allah SWT untuk meninggalkan syirik tersembunyi di dalam batin umat.

Demikian diutarakan Abuya H. Amran Waly, ulama Tauhid Aceh yang juga putra almarhum Abuya Syech H. Muhammad Waly Al Khalidi, saat melantik pengurus dan meresmikan Majlis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT) Kabupaten Bireuen di Matangglumpangdua, Kamis (31/12/2015).

“Di Aceh ada orang yang berpandangan bahwa seolah-olah ajaran ilmu Tauhid Tasawuf ini meninggalkan hukum syara, imam atau Tauhid Aqidah,” ungkap Abuya H. Amran Waly.

Menurutnya, MPTT ini pertama dideklarasikan di Labuhan Haji, Aceh Selatan. Kemudian diperluas ke Meulaboh, Banda Aceh, Bireuen sampai Jakarta dan Manado.

“Sekarang, MPTT juga bekerjasama dengan kerukunan Ulama Nusantara dan organisasi Harum di Malaysia, dan kita telah melaksanakan tiga kali seminar se-Asia Tenggara sejak tahun 2010,” imbuhnya.

Pada tahun 2016, kata  Abuya H. Amran Waly, akan diadakan seminar lagi di Mataram, NTB, yang akan dihadiri ulama se-Asia dan Eropa.

Majlis Pengkajian Tauhid Tasawuf Kabupaten Bireuen yang dilantik tersebut, Tgk. H. Muhammad Amin (Tumin Blang Bladeh) dan Tgk. H. Yahya sebagai penasehat. Tgk Munar sebagai ketua, Rusyidi Mukhtar alias Ceulangik (anggota DPRK Bireuen) dan Edi Tansil mewakili unsur Komite Peralihan Aceh (KPA). [PM007]

 

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait