PM, Subulussalam— Sebanyak 126 penderita katarak dari Singkil dan Subulussalam dioperasi gratis dalam Bakti Sosial Operasi Katarak di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam selama dua hari sejak Minggu (29/3/2014).
Dalam siaran pers Humas Pemerintah Aceh, Ketua Dewan Pembina Yayasan Putroe Aceh yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Niazah A Hamid menjelaskan, bakti sosial itu melibatkan sejumlah dokter ahli mata. Dokter specialis tersebut akan menangani 126 pasien dari 2 kabupaten/kota di selatan Aceh itu.
“Kegiatan ini dmaksudkan untuk meringankan beban masyarakat Aceh yang mengalami gangguan katarak,” kata Niazah, Minggu, di sela-sela pembukaan Bakti Sosial.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah dalam kesempatan itu mengemukakan, tingkat prevalensi penyakit katarak di Aceh mencapai 3,7 persen (menurut data kesehatan RI).
“Oleh sebab itu, kita mencoba langsung turun ke masyarakat untuk melakukan pengobatan bagi penderita katarak ,” ujar Zaini Abdullah saat membuka kegiatan Bakti Sosial Operasi Katarak itu, Minggu (29/3/2014).
Gubernur berharap, melalui kegiatan ini, penyakit katarak yang menimpa masyarakat Aceh dapat diminimalisir, sehingga mereka bisa leluasa menjalankan kegiatan sehari-hari dengan baik.
Ia menambahkan, sebagaimana kata pepatah, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pepatah ini, kata Doto Zaini hendaknya menjadi pedoman bagi masyarakat Aceh agar peduli menjaga kesehatan.
“Pemerintah Aceh memang telah menyediakan fasilitas biaya pengobatan gratis, namun ada baiknya kesadaran menjaga kesehatan terus ditingkatkan, termasuk dalam menjaga kesehatan mata,” imbuhnya.
Menurut Doto Zaini, katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada lensa mata.
“Banyak faktor yang menyebabkan munculnya penyakit ini, misalnya karena sinar ultraviolet yang berlebihan, atau bisa pula karena faktor kurang gizi dan lingkungan yang kotor,” jelas Gubernur.
Penyakit ini, urainya lagi, muncul perlahan-lahan sehingga banyak penderita yang tidak sadar kalau ia mengalami katarak. Sebagian besar pasien baru menyadari setelah setelah penyakit ini memasuki stadium kritis.
“Masyarakat kita kurang peduli menjaga kesehatan mata. Akibatnya, angka kebutaan di Indonesia cukup tinggi, dan sebagian besar dari kebutaan itu dialami masyarakat usia di atas 50 tahun. Jenis kebutaan yang paling tinggi adalah kebutaan yang disebabkan penyakit katarak,” ungkapnya.
Didampingi rombongan, Gubernur juga meninjau langsung pasien yang akan dioperasi dan yang sedang di operasi di ruangan operasi RSUD Kota Subulussalam.
Selain Walikota beserta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota Subulussalam dan pejabat SKPD, Acara ini juga dihadiri Ketua IDI Aceh dr. Fahcrul Jamal, Pengurus Yayasan Putroe Aceh, Ibu Ketua DPRA, Kadis Kesehatan Aceh dr. Taqwallah, Pengurus Persatuan Dokter Mata Indonesia- Aceh dan para Pejabat SKPA. Turut hadir juga Ketua dan pengurus Tim Penggerak PKK Kota Subulussalam. (rilis/PM 017)
Belum ada komentar