Tak Terima Diomeli, Keluarga Pasien Bogem Perawat

Tak Terima Diomeli, Keluarga Pasien Bogem Perawat
Ilustrasi

PM, BLANGKEJEREN – Seorang perawat yang bertugas di Puskesmas Kuta Panjang, Gayo Lues atas nama Mutiara Pertiwi dibogem keluarga pasien yang sedang berobat. Pasalnya, pelaku yang juga anak pasien tersulut emosi karena perawat tersebut memarahinya saat mempertanyakan rusaknya alat pengukur tensi darah.

Merasa tidak terima atas pemukulan terhadap dirinya, Mutiara Pertiwi melaporkan kejadian itu kepada Polsek Kute Panjang. Pelaku yang diketahui bernama Alirsyah (18) diamankan seketika untuk menjalani pemeriksaan.

Kapolsek Kuta Panjang Ipda Zainur Rusdi yang dihubunggi ke ponselnya membenarkan adanya kejadian tersebut. Disebutnya, pelaku hingga saat ini masih diamankan di Mapolsek guna proses pemeriksaan lebih lanjut.

“Pelaku kita amankan untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. Sedangkan korban atas nama Mutiara Pertiwi masih kita mintai keterangan,” pungkas Kapolsek, Senin (25/1/16).

Suhardinsyah, Kepala Desa Uluntanoh, Kecamatan Kute Panjang mengatakan, kejadian itu bermula saat warga Uluntanoh mengelar kenduri ke hulu sungai setempat, Minggu siang (24/1) agar musim tanam tahun ini melimpah hasilnya. Namun, usai melaksanakan kenduri, salah seorang warga bernama Masitah (45) tiba-tiba pingsan.

“Karena pingsan itu saya bawa ke Puskesmas Kute Panjang bersama keluarganya untuk diobati atau untuk mengetahui penyakit apa yang dideritanya. Dan saat kami sampai di PKM itu, ada perawat yang memeriksakan darah ibuk Masitah ini. Tapi alatnya tidak berfungsi (rusak) dan tensi darahnya tidak bisa diketahui,” bebernya.

Melihat hal itu, anak Masitah yang bernama Alirsyah menayakan kepada korban selaku perawat yang berjaga kenapa alat tersebut rusak. Karena ibunya masih belum sadarkan diri, ia pun meminta korban mencarikan alat tensi yang lain untuk mengetahui tensi darah pasien.

“Saat ditanya itu bukan dijawab dengan baik oleh perawatnya ini, malahan perawat itu ngomel-ngomel yang tidak bisa didegar omonganya. Sehingga Alirsyah ini gelap mata dan langung menampar perawat tersebut. Setelah itu kami minta surat rujukan agar dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), setelah diberikan kami langsung membawa pasien ini,” terangnya.

Sementara Kepala Puskesmas Kuta Panjang dr.Mutia Fitria membenarkan perawat kontraknya telah dibogem oleh keluarga pasien. Namun dirinya membantah bahwa tensi yang digunakan perawatnya mengalami rusak, karena salah satu dokter juga mengunakanya sebelum perawat tersebut.

“Sebelumnya bagus tensi darahnya. Tapi kalau setelah itu rusak, saya juga tidak tahu. Karena namanyapun alat kan bisa rusak sewaktu-waktu dan bisa jadi karna korban yang dibawa ke PKM ini gemuk orangnya. Jadi mungkin tidak muat dimasukan ke tangannya,” katanya.

Namun dr.Mutia Fitria menyesalkan perbuatan keluarga pasien yang menampar anak buahnya, Jikapun ada kesalahan saat dilakukan pengobatan, seharusnya keluarga pasien menyakan baik-baik tanpa harus melakukan kekerasan kepada petugas yang melayani masyarakat.

“Memang ada api makanya ada asap, tapi jaganlah maen pukul segala. Meskipun begitu, kami akan upayakan damai secara kekeluargaan. Itupun setelah memberikan epek jera kepada pemukul ini, karena kata Kapolsek Kute Panjang, jika tiga hari sampai lima hari tidak diselesaikan, maka akan dilanjutkan ke pengadilan,” terang Mutia.

“Kami tunggu saja dulu agar ada epek jeranya bagi keluarga pasien lainya ke depan,” pungkasnya.

[PM004]

 

 

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Meniti Lumpe, Jembatan Maut di Kaki Leuser
Masyarakat di kaki Gunung Leuser harus melewati Lumpe untuk menyeberangi sungai saat hendak berkebun. |Anuar Syahadat

Meniti Lumpe, Jembatan Maut di Kaki Leuser