Dampak Banjir Bandang, Puluhan Sekolah di Aceh Selatan Diliburkan

Dampak Banjir Bandang, Puluhan Sekolah di Aceh Selatan Diliburkan
DAMPAK banjir bandang yang menerjang hampir seluruh wilayah Aceh Selatan sejak Jumat hingga Sabtu (11-12/12) lalu, mengakibatkan puluhan sekolah terendam banjir yang salah satunya seperti dialami SDN 1 Kuala Ba`u, Kecamatan Kluet Utara, hingga Selasa (15/12) genangan air tampak masih merendam perkarangan sekolah.

PM, TAPAKTUAN – Bencana banjir bandang yang menerjang 15 dari 18 Kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan, tidak hanya merusak sejumlah infrastruktur umum seperti jalan, jembatan, irigasi dan lahan pertanian serta perkebunan termasuk rumah penduduk, tapi juga merendam puluhan sekolah.

Di beberapa sekolah yang tergolong parah terendam banjir, pihak sekolah terpaksa meliburkan proses belajar mengajar (PBM) sejak Senin hingga Selasa (14-15/12), sambil menunggu air surut serta selesainya pembersihan sekolah yang tertimbun lumpur setebal 30 sampai 50 cm.

Berdasarkan hasil pendataan Dinas Pendidikan Aceh Selatan, sedikitnya ada sekitar 17 sekolah yang tergolong parah terendam banjir, masing-masing SDN Seneubok Pusaka Kecamatan Trumon Timur, SDN 1 Kuala Ba`u Kecamatan Kluet Utara, SDN Peulumat Labuhanhaji Timur, SDN 1 Labuhanhaji, SDN Alue Baro dan  SDN 3 Kuta Baro Kecamatan Meukek, SDN 1 Keumumu Labuhanhaji Timur, SDN Padang Harapan Trumon, SDN UPT 3 Cot Bayu Trumon Tengah, SDN UPT Ie Jeureuneh Trumon Timur, SDN 5 Labuhanhaji, TK Trieng Meduro Tunong dan TK Az Zahab Panton Luas Kecamatan Sawang, TK SMKN 1 Labuhanhaji Timur, SMPN 3 Sawang, SMPN 1 Kluet Utara dan SMA Unggul Labuhanhaji Raya.

Banjir yang turut serta membawa tanah lumpur itu, merendam sekolah tersebut setinggi antara 1 hingga 1,5 meter. Adapun jenis-jenis kerusakan dampak dari terjangan banjir itu antara lain, pagar sekolah rusak, mobiler seperti meja, kursi, lemari, papan tulis, APE luar dan APE dalam termasuk buku, alat peraga siswa serta komputer dan printer rusak akibat terendam air.

“Khusus terhadap SMKN 1 Labuhanhaji Timur satu ruang kelas belajarnya telah tertimbun longsor, sedangkan SMPN 3 Sawang yang lokasi sekolah tersebut berada dipinggir sungai akibat terjangan banjir telah mengakibatkan tanggul jebol dan mengakibatkan pagar sekolah ambruk saat ini aliran sungai telah berpindah dalam perkarangan sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh Selatan, H Yusafran, SPd, MSi, kepada wartawan di Tapaktuan, Selasa (15/12).

Menurutnya, kebijakan meliburkan proses belajar mengajar terhadap sekolah yang masih terendam banjir, tetap terus dilakukan dengan batas waktu yang belum ditentukan.

“Terhadap sekolah yang masih tergenang air tentu secara otomatis proses belajar mengajar belum bisa dilaksanakan. Hal itu sangat tergantung kapan air surut dan selesainya proses pembersihan yang dilakukan pihak sekolah dibantu siswa di masing-masing sekolah bersangkutan,” ujarnya.

Berdasarkan perhitungan sementara pihaknya, sambung Yusafran, secara keseluruhan kerugian materil yang ditimbulkan akibat bencana alam itu mencapai Rp 1 miliar lebih. Menurutnya, sekolah yang paling besar mengalami kerugian materil adalah SMPN 1 Kluet Utara yang mencapai Rp 400 juta sebab dampak banjir telah merendam 40 unit Komputer dan printer termasuk mobiler dan buku serta alat peraga siswa.

Kerugian terparah berikutnya dialami SDN UPT 3 Cot Bayu, Trumon Tengah dan SDN UPT Ie Jerneh Kecamatan Trumon Timur serta SMA Unggul Labuhanhaji Raya, dengan estimasi kerugian masing-masing mencapai Rp100 juta. Sedangkan belasan sekolah lainnya berkisar antara Rp 25 juta hingga Rp50 juta.

Pihaknya, tambah Yusafran, segera akan mengambil langkah-langkah penanganan yang konfrehensif terhadap kerusakan yang ditimbulkan tersebut, sehingga proses belajar mengajar terhadap siswa di sekolah yang mengalami dampak bencana alam itu, tidak terganggu atau terhenti dalam jangka waktu lama.

“Data-data kerusakan di masing-masing rumah sekolah tersebut, selain kami serahkan kepada Bupati Aceh Selatan, juga akan kami kirimkan kepada pihak Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dan Pemerintah Pusat melalui Kementerian terkait, supaya diambil kebijakan penanganannya dengan segera,” pungkasnya. [PM007]

 

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait