PM, PIDIE – Pasca banjir bandang melanda Kabupaten Pidie tiga hari lalu, pemerintah setempat sangat minim bereaksi untuk mengatasi kesulitan warga yang terkena dampak banjir. Buktinya lumpur setebal 30 sampai 40 centimeter peninggalan banjir masih mengendap dibeberapa fasilitas umum seperti sekolah dan rumah ibadah.
Desa Jojo, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie, salah satu desa terparah terkena dampak dari banjir tersebut kata Keuchik desa itu, Bismi M Husen, aktifitas sekolah di SD Negeri 4 tidak ada aktifitas akibat lumpur tebal masih belum dibersihkan dan hampir seluruh aset inventaris sekolah itu rusak total.
Begitu juga dengan mushola yang ada di desa tersebut, tertimbun lumbur bawaan banjir.Sehingga aktifitas sholat berjamaah di mushola tersebut terhenti total.
Ketebalan lumpur menurut Bismi tidak mampu dibersihkan secara manual harus mengunakan mobil penyemprot. Apalagi kondisi warga desanya saat ini hampir seluruh rumah warga terkena banjir.
“Warga tidak mungkin membersihkan fasilitas umum dulu, karena rumah mereka juga dimasuki lumpur,” sebut Bismi, kepada Pikiran Merdeka, Selasa (2/12/2015).
Menurut Bismi, warga sangat mengharapkan bantuan pemerintah untuk membersihkan fasilitas umum dan bantuan berupa pangan, tempat tidur, dan peralatan memasak. Karena seluruh warga disini mengalami kerusakan peralatan rumah tangga.
Bismi menyebutkan perhatian pemerintah sangat minim, pemerintah hanya baru menurunkan greder membersihkan jalan hanya sepintas.sedangkan bantuan lain yang sangat dibutuhkan warga belum ada sampai hari ketiga paska banjir. [PM006]
Belum ada komentar