Pemilu di Aceh Diharapkan Dorong Rekonsiliasi

Pemilu di Aceh Diharapkan Dorong Rekonsiliasi
Pemilu di Aceh Diharapkan Dorong Rekonsiliasi

Banda Aceh – Mantan Perdana Menteri Gerakan Aceh Merdeka (GAM) mengharapkan hasil pemilihan umum legislatif di Aceh dapat mendorong rekonsiliasi di antara pimpinan partai politik yang bertikai.

Malik Mahmud Al-Haytar, mantan PM GAM yang kini menjabat Pemangku Wali Nanggroe Aceh, mengimbau partai politik yang menang untuk merangkul partai politik yang kalah.

Sebaliknya, parpol yang kalah diminta mampu menerima kekalahan.

“Sebagai ‘orang tua’ di Aceh, (saya mengharapkan) semua pihak dapat rekonsilasi demi kepentingan Aceh,” kata Malik Mahmud, usai memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di kampung Beurawe, Kota Banda Aceh, Rabu (09/04) pagi.

“Karena ini demokrasi, ada yang menang, maka yang lain ikut sistem yang ada. Pokoknya bekerja sama dengan siapa yang menang demi kepentingan Aceh,” katanya lagi.

Komitmen Damai

Wali Nanggroe adalah jabatan tertinggi dalam adat Aceh yang sudah diatur dalam Qanun atau peraturan daerah pemerintah Aceh.

Sebelum perjanjian damai Indonesia-GAM di Helsinki, pada Agustus 2005, Malik Mahmud menjabat Perdana Menteri Gerakan Aceh Merdeka, GAM, di Swedia.

Lebih lanjut, Malik Mahmud mengharapkan siapapun yang menang dalam pemilu legislatif di Aceh mampu menjaga perdamaian di Aceh.

“Sehingga Aceh dapat dibangun dalam segala hal, sejahtera dan bermartabat,” kata Malik Mahmud, kepada sejumlah wartawan, termasuk jurnalis BBC Indonesia, Heyder Affan.

Harapan yang sama juga diutarakan sejumlah warga Aceh yang ditemui di sejumlah lokasi TPS di Kota Banda Aceh.

“Harus ada komunikasi lagi (partai pemenang) dengan kelompok-kelompok yang pecah,” kata Mahyuni, salah-seorang warga kampung Bandar Baru Lampriet.

Seorang pegawai negeri sipil, Doni, meminta pimpinan parpol membuat semacam “komitmen Aceh harus damai, sehingga tidak ada keributan atau kerusuhan.”

Doni juga mengingatkan agar partai pemenang mampu merangkul pihak yang kalah.

“Yang kalah harus dirangkul. Dan meski kalah, harus ikut dalam pembangunan,” katanya.

Dia juga meminta anggota DPR Aceh yang terpilih mampu mendorong program kesejahteraan rakyat Aceh.

“Kalau (masyarakat) sudah sejahtera, saya yakin dari yang lain-lain akan berjalan dengan baik,” katanya.

Aman dan Lancar

Sampai pukul 12.00 WIB, proses pemberian suara masih berlangsung di sejumlah tempat pemungutan suara di Kota Banda Aceh.

Sejauh ini proses pencoblosan di Banda Aceh berlangsung tertib dan lancar, kata Wakil Ketua Komisi Independen Pemilihan, KIP Aceh, Basri M Sabi, saat dihubungi BBC Indonesia melalui telepon, Rabu (09/04) siang.

“Alhamdulillah, keadaan damai dan lancar. Ini hasil monitor KIP di semua daerah di Aceh, termasuk di daerah rawan,” kata Basri M Sabi.

Basri juga menyatakan, semua TPS di semua wilayah di Aceh sudah menerima sehingga dapat menggelar proses pemungutan suara.

“Distribusi logistik sudah teratasi, sehingga pencoblosan dapat digelar secara serentak di seluruh Aceh,” kata Basri. [BBC Indonesia]

Kredit foto: BBC Indonesia

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Sekda Aceh, Taqwallah menggelar Rapat Koordinasi dengan Instansi terkait membahas finalisasi buku panduan Gerakan Masker Sekolah (GEMAS) 2 Desember 2020, di Gedung Potensi Daerah, Kantor Gubernur Aceh, Sabtu (21/11/2020). (Foto/Humas)
Sekda Aceh, Taqwallah menggelar Rapat Koordinasi dengan Instansi terkait membahas finalisasi buku panduan Gerakan Masker Sekolah (GEMAS) 2 Desember 2020, di Gedung Potensi Daerah, Kantor Gubernur Aceh, Sabtu (21/11/2020). (Foto/Humas)

2 Desember, Satu Juta Siswa di Aceh Kenakan Masker

Bayi Dibuang
Warga Gampong Glumpang Payong, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), melihat bayi yang ditemukan di sebuah rumah kosong, Kamis (29/03). (Pikiran Merdeka/Chairan)

Ciri Pembuang Bayi Mulai Terungkap