PA-PNA, Seteru Ala Tom and Jerry

PA-PNA, Seteru Ala Tom and Jerry
PA-PNA, Seteru Ala Tom and Jerry

Haba: Muhajir Juli

PA-PNAAKHIRNYA, sebuah episode kembali ditayangkan oleh televisi yang bernama Pemilu 2014. Kali ini ceritanya seputar kisah dua anak manusia yang lahir dari satu rahim, namun berbeda warna baju. Mereka adalah Partai Aceh (PA) dan Partai Nasional Aceh (PNA).

Sebagai kakak, PA merasa kelahiran PNA itu tidak diharapkan. Bahkan sebutan anak haram untuk partai warna orange itu kerap terdengar. Baik dari kampanye terbuka, maupun secara tertutup. Kerap pula kader dan simpatisan PA mengganggu sang adik dengan perlakuan kasar.

Sebaliknya, PNA selaku adik, merasa berhak untuk dilahirkan. Dan dia bukan anak haram. Dia meyakinkan publik, bahwa dirinya juga lahir dari perkawinan yang sah. Dia juga diperbolehkan menjadi imam untuk segenap rakyat.

Pertarungan pun dimulai. Layaknya Tom, PA selalu mencoba tidak memberikan ruang bagi pergerakan Jerry yang diperankan oleh PNA. serangan kecil hingga besar dimulai. Jerry yang terjepit akhirnya bangkit melawan. Beberapa kali aksi balas mereka membuahkan hasil, namun tidak jarang, mereka selalu kalah dari pendukung sang kakak.

Lakon ini terus berjalan. Bagi setiap pendukung, kedua partai adalah jembatan selamat. Bagi setiap pendukung pula, partai lawan adalah musuh yang berada di level neraka. Saling klaim sebagai pengkhianat terdengar setiap hari. Saling buka kartu jelek saat masih bergabung di GAM, mengudara. Dan masyarakat luas menjadi tahu, perilaku jahat mereka dimasa lampau.

Bahkan, perilaku petinggi semasa masih akur dibawah NKRI (setelah damai) juga ikut dibuka. Seperti sering mengolah dan tilep dana rakyat. preman proyek. Proyek teror. Dll. Bahkan juga proyek mengintimidasi khatib yang kebetulan keras mengkritik penguasa.

Kedua pengikut terombang- ambing dalam lingkaran permusuhan yang tak berujung. Para pendukung sering kalap. Mereka akan saling ejek bila diantara seteru mereka ada yang tewas dikeroyok atawa tewas ditembak.

Halal darah bagi yang anti terhadap mereka, seolah menjadi ajaran baru yang mengalahkan agama. Dendam kesumat dan kebencian tak mendasar, kerap menyeringai bau dari mulut mereka. agama telah jauh sekali ditinggalkan. Seolah-olah partai adalah iman baru, yang bila diingkari, akan mengakibatkan murtad.

Lakon Busuk Tak Bermutu

Saya pribadi, tidak begitu paham, siapa sebenarnya diantara mereka yang telah berkhianat terhadap “perjuangan”. Saya juga tidak paham siapa diantara mereka yang masih menganggap Aceh sebagai pengabdian.

Bagi saya, siapapun itu yang korupsi, suka membunuh, tidak bisa dikritik, itulah manusia yang tidak boleh dijadikan kawan. Dan manusia seperti itu, tak bermutu.

Hari ini, baik PNA maupun PA, semuanya bicara pembangunan. Mereka bicara kesejahteraan. Bicara diplomasi tingkat tinggi. Juga bicara hubungan internasional. Namun kinerja mereka tidak menunjukkan itu.

Dasar argumentasinya apa? lihatlah teman dengan mata terbuka. Seberapa berkualitaskah caleg yang mereka ajukan dari DP anda?. Lalu track record mereka bagaimana? Saya pribadi bingung hendak menentukan pilihan. Sebab hampir semuanya syo ujong.

Walau saya juga mengaku ada beberapa yang berkualitas, namun mereka minoritas diantara mayoritas lainnya. pening saya.

Lalu timbul pertanyaan baru. Apakah dengan kualitas demikian, mereka bisa membangun Aceh sesuai dengan janji politik yang melangit itu? kalau saya, terus terang akan menjawab, ah bullsyit itu semua.

Ditengah kejumudan demikian, kita dipaksa (mau tidak mau) untuk menentukan pilihan. Disertai ancaman-ancaman, yang sejatinya menyakitkan hati. Bahkan gertak akan di usir dari Aceh pun dikeluarkan. Untuk ancaman ini, saya pernah berkata kepada teman saya : “yang ngomong itu sedang naik libido. Otaknya sedang konak. Tak paham dia antara yang benar dan salah. Saraf dia barangkali,”

Si teman kemudian menyelutuk: “kalau demikian adanya, apakah kau nanti akan keluar dari Aceh,”

Aku kemudian menjawab: “Bila sudah tersudut, kau baru tahu, bahwa talian saudara akan lebih kuat dari kekuatan partai. Bukan hanya aku, saudaraku yang separtai dengannya, akan turut melibas dia,”

Inilah lakon busuk bin bau. Saya tidak paham, apakah semua sumpah serapah itu dikarenakan mereka semua sudah kehilangan ide untuk pembangunan? Ataukah mereka sedang menerapkan intimidasi terstruktur? Namun bila melihat gelagat, mereka sedang memainkan teori Machievelli.

Pilih Sesuai Hati Nurani

Akhirnya, saya ingin mengajak kita semua, agar keluar dari selubung ketakutan. Biarkan mereka yang kerdil jiwanya yang terperangkap dalam “hantu blau” politik tak berkelas itu. Surat suara ada ditangan kita. Cobloslah sesuai hati nurani. Jangan takut akan hadirnya kematian. Sebab mati adalah barang wajib. Dan jangan lupa, para peneror itu juga bisa mati. Pilihannya sekarang, siapa yang duluan menikam. Kalau saya pribadi, akan memilih menghantam balok ke kepala manusia tukang teror, daripada saya yang dihantam.

Sebagai warga negara, kita punya hak. Baik itu hak hidup, hak berpolitik dan lainnya. Tuhan tidak menciptakan Aceh dan dunia ini untuk satu warna. Semua warna diperbolehkan tinggal disini. Selama iman dan taqwa adalah panglima, maka yang membuat rusuh itu adalah setan yang sedang mengganggu kita.

Siapapun boleh dipilih. Silahkan coblos PA, PNA, PDA, Nasdem, Demokrat, Gerindra dll. Tentu pilihlah yang berkualitas. Warna tak jadi soal, sebab warna tidak pernah membuat kita kenyang dan pintar.

Soal antara PA dan PNA yang saling klaim diri sebagai entitas asli hasil MoU, itu soal mereka. kita tidak usah melibatkan diri kesana. Bagi kita, siapapun diantara mereka layak di pilih, selama yang dijadikan caleg adalah manusia pintar, alim dan beriman.

Tom and Jarry akan tetap berseteru. Dan kita harus paham, bahwa mereka juga tahu kapan harus berhenti berperang.

Dan terkait GAM 2006 keatas, kalau banyak omong dan suka mengancam, selesaikan saja secara adat – maksudnya ingatkan dia bahwa taklik buta tidak akan masuk surga—[Penulis adalah aktivis kemanusiaan di Koalisi NGO HAM Aceh]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait