PM, Gayo Lues – Musibah longsor di jalan Blangkejeren menuju Takengon dimanfaatkan oleh sejumlah orang untuk mencari keuntungan. Setiap kendaraan yang melintas dikenakan tarif jasa dorong kendaraan di lokasi musibah.
Praktik pungutan liar tersebut dikeluhkan oleh warga yang melintasi tersebut. Tarif jasa dorong yang dipatok untuk kendaraan yang tersangkut di jalan tersebut sangat memberatkan. Misalnya untuk tarif sepeda motor dikenakan biaya Rp5000 sedangkan biaya mobil Rp300 ribu.
Rosmawati dan Liza Murdani, guru SMP Satu Atap Kendawi, Rabu (18/11) mengatakan pungutan liar di jalan longsor Kendawi sudah terjadi sejak Jum’at dan masih berlangsung hingga hari ini. Di jalan itu ada beberapa warga yang menawarkan jasa mendorong sepeda motor agar tidak tersangkut di tengah jalan berlumpur itu.
“Kami selaku guru yang mengajari anak-anak mereka juga dipungut, saat pergi Rp5 ribu dan pulangnya Rp5 ribu. Jika satu bulan saja seperti itu, bisa-bisa gaji CPNS kami habis untuk biaya mendorong sepeda motor,” keluhanya.
Dua guru itu mengetahui ada jalan pintas lewat Desa Uning menuju Desa Kendawi yang tidak longsor, tetapi lintasan tersebut sangat jauh dan sunyi.
“Makanya kami memilih bayar Rp10 ribu setiap hari. Kepada Pemerintah Aceh tolong perbaiki jalan yang longsor ini, supaya kami tidak lagi mengeluhkan pungutan liar setiap hari,” pintanya.
GS PT. Pelita Nusa Perkasa Totok mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu mobilisasi alat berat dari daerah Pantan Cuaca untuk membersihkan badan jalan. Dia mengakui, perawatan jalan tanggung jawab PT. Pelita dan WIKA.
“Terima kasih infonya, saya akan kordinasi dengan teman-teman di lapangan masalah pungutan liar itu, saya janji itu tidak terjadi lagi,” katanya melalui pesan singkat. [PM003]
Belum ada komentar