Bener Meriah – Seorang petani yang hendak pulang dari berkebun dihadang oleh sekawanan gajah liar di desa Negeri Antara, Kecamatan Pinto Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah kemarin, Minggu (03/02/2014).
Saat itu, korban bernama Syahril (27) sedang melintasi perkebunan sawit dengan menggunakan sepeda motor sekira pukul 16.00 WIB. Tiba-tiba di tengah perjalanan, dia dihadang oleh lima ekor kawanan gajah liar. Lalu seekor gajah yang paling besar di antara lainnya langsung menghadang korban. Saat itu Syahril sedang mengendarai sepeda motor.
Lantas gajah tersebut langsung menghadang dan menabrak korban lalu diinjak oleh gajah hingga nyaris tewas setelah sepeda motornya jatuh.
Akibatnya, Syahril mengalami luka-luka dan pergelangan tangannya terkilir. Kejadian konflik satwa liar ini tepatnya di Km 17 di Pinto Rime Gayo, Bener Meriah. “Untung saja gajah yang begading itu tidak menginjak korban sampai tewas, gajah memang seperti itu, karena mungkin korban dianggap enggak bersalah,” kata Suhery, Ketua Yayasan Perlindungan Satwa, Kabupaten Bener Meriah, Senin (3/2) via telepon.
Menurut Suhery, konflik satwa gajah di lokasi yang sama bukan yang pertama terjadi. Tahun yang lalu, katanya, konflik gajah ini juga terjadi dan bahkan sampai ada yang meninggal dunia satu orang.
Menurut Suhery, terjadi konflik gajah ini akibat masyarakat telah mengganggu habitatnya dengan menguasai lahan menanam sawit. Karena kawasan yang ditanam sawit itu adalah kawasan lintasan kawanan gajah liar di daerah itu.
“Jadi gajah itu, kalau diganggu kawasan mereka akan mengamuk, terus karena itu lintasan gajah, mereka setiap tahun akan kembali ke lokasi yang sama,” imbuhnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar berhenti merusak lingkungan tempat lintasan gajah. Kalau tidak, Suhery memprediksikan di masa yang akan datang kembali terjadi hal yang serupa. [merdeka.com]
Belum ada komentar