Pemerintah Pusat dan Daerah Kurang Serius Berdayakan Wanita Pengusaha

Pemerintah Pusat dan Daerah Kurang Serius Berdayakan Wanita Pengusaha
Pemerintah Pusat dan Daerah Kurang Serius Berdayakan Wanita Pengusaha

Banda Aceh—Wakil Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Aceh Mariati menilai pemerintah kurang serius memberdayakan pengusaha dari kalangan wanita.

“Selama ini kami melihat pemerintah baik pusat maupun daerah belum begitu serius memberdayakan pelaku usaha dari kalangan wanita,” kata Mariati di Banda Aceh, Rabu (8/5).

Belum seriusnya pemberdayaan tersebut, kata dia, bisa dilihat dari pembinaan yang tidak berkelanjutan. Misalnya, pemerintah mengadakan pelatihan, namun pelatihan tidak dilanjutkan dengan pembinaan.

“Habis pelatihan usai pula program pemerintah. Dengan begini, pemerintah terkesan membiarkan pengusaha dari kalangan wanita berkembang dengan sendirinya. Inikan tentu sulit,” katanya.

Ia mengatakan pengusaha atau pelaku usaha dari kalangan wanita butuh pembinaan terus menerus guna meningkatkan kapasitas, sehingga mereka benar-benar mandiri. “Iwapi, baik provinsi maupun kabupaten/kota, akan fokus dengan program pembinaan dan pemberdayaan. Termasuk membantu promosi dan pemasaran produk yang dihasilkan pengusaha wanita,” kata dia.

Masalah lain yang dihadapi mereka, kata dia, ketika hendak mendapatkan pinjaman di perbankan. Ada kesan pengusaha dari kalangan wanita dipersulit saat mengurus pinjaman.

“Padahal, dengan pinjaman itu mereka bisa meningkatkan kapital usahanya. Jika mereka dipersulit, tentu tidak mendapat tambahan modal, sehingga kesulitan mengembangkan usahanya,” ujar Mariati

Oleh karena itu, ia mengharapkan pemerintah lebih serius dan fokus mengembangkan pemberdayaan pengusaha dari kalangan wanita, termasuk membantu agar mereka mudah mendapatkan pinjaman usaha di perbankan.Apalagi, kata dia, kini semakin banyak wanita Aceh berkecimpung di dunia usaha, terutama industri rumah tangga yang membutuhkan bantuan pemerintah.

“Harus diingat wanita yang jadi pengusaha ini termasuk ibu-ibu yang berjualan sayur di kaki lima. Jadi, bukan hanya mereka yang memiliki butik, konveksi, dan lain sebagainya,” kata Mariati.[ant]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait