PM, Banda Aceh – Penjabat Gubernur Aceh Dr H Safrizal ZA M Si, sepertinya tak mengenal kata jeda dalam bekerja. Tepat pukul 9.00 Wib dirinya akan mengakhiri masa baktinya sebagai Pj Gubernur Aceh. Safrizal akan menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Muzakir Manaf selaku Gubernur Aceh terpilih yang akan dilantik oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI.
Namun, semangat kepemimpinan dan manajerialnya tak pernah berhenti. Pukul 7.30 Wib mantan Pj Gubernur Kalimantan Selatan itu masih menghadiri Apel Peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Halaman Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
Safrizal bertindak sebagai Pembina Apel di kegiatan tersebut dan membacakan sambutan Menteri Ketenagakerjaan RI Yassierli.
Tepat pukul 9 nannti. Daya akan mengakhiri tugas saya di Aceh. Sebagai manusia biasa tentulah ada kesalahan yang saya perbuat, untuk itu. Saya memohon maaf, dan jika ada hal-hal positif, hal baik yang saya lakukan, contohlah dan terus jadikan sebagai inspirasi untuk bekerja lebih baik lagi.
Usai Apel, Safrizal didampingi Kadisnakermobduk Aceh Akmil Husein, menyerahkan bingkisan dan santunan kepada anak yatim serta menyerahkan piagam penghargaan Zero Accident Award kepada perwakilan perusahaan.
Peringatan Bulan K3 Nasional tahun ini mengusung tema ‘Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) untuk Meningkatkan Produktivitas Nasional’.
“Pemilihan tema peringatan Bulan K3 Nasional tahun ini sejalan dengan visi besar Asta Cita Presiden Prabowo untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, maju, dan sejahtera melalui pembangunan manusia yang unggul dan produktif. Mari jadikan momen perayaan Bulan K3 Nasional untuk memperkuat komitmen bersama dalam membangun budaya K3 yang unggul dan berdaya saing,” ujar Safrizal.
Safrizal K3 bukanlah sekadar kewajiban formal yang harus dipatuhi. K3 adalah pilar utama dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan manusiawi. K3 tidak hanya berkaitan dengan upaya mencegah kecelakaan kerja, tetapi juga merupakan investasi strategis untuk menekan kerugian usaha, meningkatkan kualitas hidup, serta memperkuat daya saing dan produktivitas nasional.
Safrizal mengungkapkan, berdasarkan Laporan Tahunan BPJS Ketenagakerjaan selama tiga tahun terakhir, jumlah kecelakaan kerja, termasuk penyakit akibat kerja (PAK), terus menunjukkan tren peningkatan. Pada tahun 2022, tercatat sebanyak 298.137 kasus kecelakaan kerja, meningkat menjadi 370.747 kasus pada tahun 2023, dan hingga Oktober 2024, angka tersebut telah mencapai 356.383 kasus.
“Angka-angka ini menyadarkan kita bahwa upaya untuk membangun budaya K3 harus terus digalakkan. Penurunan angka kecelakaan kerja harus menjadi prioritas nasional. Perlu dicatat, industri ke depan akan menghadapi risiko baru akibat perubahan demografi pekerja, perkembangan teknologi, dan tuntutan global,” kata Safrizal.
Safrizal mengingatkan, pemanfaatan teknologi canggih dalam produksi akan turut berdampak pada pola kerja yang baru dan bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Risiko baru akan muncul ketika industri semakin banyak menggunakan bahan buatan kimia atau ketika penggunaan energi primer alternatif seperti LNG dan hidrogen, dan lain-lain.
“Kegagalan dalam memitigasi risiko-risiko ini bisa berdampak sangat signifikan, seperti meningkatnya biaya kesehatan, penurunan kualitas hidup tenaga kerja, serta kerugian produksi. Salah satu langkah strategis yang harus dilakukan adalah penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi,” ucap Safrizal.
Saat ini, sambung Safrizal, penerapan SMK3 banyak yang cenderung bersifat administratif, tidak mendorong pembentukan budaya K3. Terdapat tiga budaya K3 yang harus dikembangkan oleh setiap institusi/perusahaan yaitu budaya pemimpin yang tidak mudah menyalahkan pekerja (judge culture), budaya pelaporan insiden K3 (reporting culture), budaya perbaikan sistem kerja secara terus-menerus (learning and improving culture).
Safrizal menambahkan, hasil pembentukan budaya K3 tergambar dari munculnya kepedulian pekerja terhadap K3, partisipasi aktif pekerja, dan semakin andalnya sistem produksi (resilience). Karrna itu, setiap institusi/perusahaan harus membangun journey untuk meningkatkan maturitas budaya K3.
“Pembangunan budaya K3 membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak. Saya mengajak para pemimpin industri untuk menjadi teladan dalam penerapan K3. Berikan perhatian yang serius pada keselamatan dan kesehatan para pekerja. Gunakan pendekatan partisipatif dengan melibatkan mereka dalam merancang program K3 yang sesuai dengan kebutuhan lapangan. Jadikan mereka mitra sejajar dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat,” ucap Safrizal.
“Saya juga mengajak pemerintah daerah untuk aktif mendukung pengembangan budaya K3 di wilayah masing-masing, melalui penguatan inspeksi dan advokasi secara langsung ke industri. Setiap daerah memiliki pengawas ketenagakerjaan yang perlu ditingkatkan kompetensinya dan diberdayakan,” imbuh Safrizal.
Safrizal mengingatkan, bahwa budaya K3 adalah proses panjang yang membutuhkan perubahan pola pikir, penguatan kapasitas, dan pembentukan sistem yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, Safrizal mengajak semua pihak untuk menjadikan Bulan K3 Nasional ini sebagai momentum untuk merefleksikan upaya dalam menyusun langkah-langkah strategis ke depan.
Dalam sambutannya, Safrizal mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan koordinasi, sinergi, dan kolaborasi dalam upaya memperkuat kemandirian berbudaya K3.
“Mari kita bersama-sama menggelorakan pentingnya budaya K3 di setiap kesempatan, sehingga seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat umum maupun industri, para cendekiawan, akademisi, organisasi profesi, asosiasi, serta pihak-pihak terkait lainnya termotivasi untuk berperan aktif mendukung arah kebijakan K3 nasional,” imbau Safrizal.
“Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berperan serta aktif dalam mengembangkan, mempromosikan serta membudayakan K3,” pungkas Safrizal.
Akhir masa tugas, Safrizal tetap menjalankan kewajibannya. besok, Safrizal akan bertolak kembali ke Jakarta kembali menjalankan tugas sebagai Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri RI. []
Belum ada komentar