Kerugian Rp810 Triliun, Kebakaran California Ancam Pasar Properti dan Asuransi

Sebuah rumah hangus terbakar dalam kebakaran yang melanda wilayah Pacific Palisades, California, pada 8 Januari 2025. (Foto: AFP/Agustin Paullier)
Sebuah rumah hangus terbakar dalam kebakaran yang melanda wilayah Pacific Palisades, California, pada 8 Januari 2025. (Foto: AFP/Agustin Paullier)

PM, Jakarta – Kebakaran hutan yang melanda wilayah Los Angeles, California, diperkirakan menjadi salah satu bencana alam termahal dalam sejarah Amerika Serikat. Menurut laporan Los Angeles Times pada Jumat (10/1/2025), kebakaran ini telah menyebabkan kerugian ekonomi yang melebihi USD50 miliar atau sekitar Rp810 triliun.

Lembaga cuaca AccuWeather memperkirakan total kerugian dapat mencapai USD52 miliar hingga USD57 miliar (sekitar Rp842 triliun hingga Rp923 triliun). Nilai tersebut berpotensi meningkat apabila kebakaran terus meluas dan berdampak lebih luas.

Sementara itu, JP Morgan dalam analisis terbarunya pada Kamis (9/1/2025) juga menyebutkan bahwa total kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai USD50 miliar. Saat ini, lima kebakaran besar telah melahap ribuan hektare lahan di sekitar Los Angeles, menyebabkan lebih dari 130 ribu warga harus mengungsi.

Dampak Kebakaran: Kerusakan dan Korban Jiwa

Kebakaran ini tidak hanya menghanguskan lahan, tetapi juga merusak serta menghancurkan sekitar 2.000 bangunan, termasuk rumah-rumah mewah di daerah Pacific Palisades, Santa Monica, dan Malibu. Akibatnya, lima orang dilaporkan tewas, sementara ratusan lainnya mengalami luka-luka akibat bencana ini.

Menurut lembaga pemeringkat keuangan Moody’s, kerugian yang diasuransikan akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai miliaran dolar. Namun, banyak pemilik rumah melaporkan bahwa polis asuransi mereka telah dihentikan karena industri asuransi semakin ketat dalam memberikan perlindungan terhadap properti yang berada di kawasan rawan kebakaran.

“Kebakaran ini menyoroti meningkatnya risiko kebakaran hutan di California. Biaya pemulihan yang sangat besar berpotensi mendorong kenaikan premi asuransi dan membatasi ketersediaan polis asuransi properti di masa depan,” ujar Denise Rappmund, analis senior di Moody’s.

Tantangan bagi Industri Asuransi dan Pemerintah

Meningkatnya frekuensi bencana akibat perubahan iklim menjadi tantangan besar bagi industri asuransi di Amerika Serikat. Beberapa perusahaan asuransi bahkan berhenti memperbarui polis di daerah-daerah berisiko tinggi, menyebabkan California memiliki tingkat pembatalan polis asuransi rumah tertinggi di negara itu.

Selain itu, dampak ekonomi dari kebakaran ini diperkirakan akan berpengaruh terhadap valuasi properti serta stabilitas ekonomi lokal. Moody’s menyatakan bahwa meskipun terlalu dini untuk menilai dampak keseluruhan terhadap harga properti, kebakaran ini dipastikan akan mempengaruhi keuangan pemerintah daerah serta pasar kredit.

Kebakaran yang bermula di kawasan Pacific Palisades pada Selasa (7/1/2025) dengan cepat menyebar ke Santa Monica dan Malibu, menghanguskan ribuan hektare lahan dan menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Pemerintah setempat kini tengah berupaya melakukan upaya pemadaman dan evakuasi untuk mencegah dampak yang lebih luas.

Dengan cuaca yang masih kering dan angin kencang yang berpotensi memperparah situasi, otoritas berwenang menghimbau warga di wilayah terdampak untuk tetap waspada dan mengikuti arahan evakuasi demi keselamatan mereka.

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

IMG 20210326 WA0009 660x330 1
Gubernur Aceh Nova Iriansyah bersama Sekda Aceh mengikuti Rapat Koordinasi Program Pemberantasan Korupsi Terintegrasi antara KPK dengan Kepala Daerah se Aceh, di Gedung Serbaguna Sekretariat Daerah Aceh, Jumat (26/03/2021). [Dok. Ist]

KPK: Dana Otsus Wajib Dipertanggungjawabkan Kepada Rakyat Aceh