PM, Tibet – Gempa bumi berkekuatan besar mengguncang wilayah Tibet pada Selasa (7/1/2025) pagi, menewaskan sedikitnya 53 orang dan melukai banyak lainnya.
Pusat Jaringan Gempa Tiongkok mencatat gempa tersebut berkekuatan 6,8 magnitudo dengan kedalaman 10 kilometer, sementara Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat kekuatan 7,1 magnitudo. Gempa utama ini diikuti oleh beberapa gempa susulan, dengan yang terkuat mencapai 4,4 magnitudo.
Kabupaten Tingri di Prefektur Shigatse menjadi wilayah yang paling terdampak. Setidaknya sembilan korban jiwa dilaporkan berasal dari tiga daerah, yakni Changsuo, Quluo, dan Cuoguo.
Banyak bangunan runtuh akibat gempa, menyebabkan sejumlah korban terjebak di bawah reruntuhan. Hingga saat ini, 1.500 personel penyelamat telah dikerahkan untuk membantu evakuasi dan pencarian korban di lokasi terdampak.
Akses Sulit dan Cuaca Dingin Hambat Penyelamatan
Wilayah terdampak merupakan desa terpencil di daerah pegunungan yang sulit diakses. Situasi semakin diperburuk oleh kondisi musim dingin yang ekstrem, yang menyulitkan proses evakuasi dan distribusi bantuan.
Guncangan gempa tidak hanya dirasakan di Tibet, tetapi juga hingga negara bagian Bihar di India utara serta ibu kota Nepal, Kathmandu. Di Kathmandu, warga berhamburan keluar rumah saat gempa mengguncang bangunan. Namun, hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa di Nepal.
Operasi Penyelamatan Berlangsung Intensif
Kementerian Manajemen Darurat Tiongkok saat ini memimpin operasi penyelamatan, bekerja sama dengan otoritas setempat dan relawan. Sementara itu, media lokal melaporkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan masih akan bertambah seiring dengan berlanjutnya upaya pencarian di lokasi bencana.
Dengan situasi yang masih berkembang, pemerintah Tiongkok dan Nepal terus memantau dampak gempa ini secara ketat. Penduduk di wilayah terdampak kini harus menghadapi tantangan besar akibat suhu dingin dan akses yang terbatas.
Belum ada komentar