PM, Mamuju– Empat desa di Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, terisolir akibat tertutupnya akses jalan oleh material longsor. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat tengah berupaya membuka akses jalan yang terdampak, meskipun menghadapi kendala karena jalan yang sempit menyulitkan distribusi alat berat ke lokasi.
“Kami harus memproyeksikan jenis alat yang tepat untuk membuka akses tersebut. Jangan sampai alat yang dibawa justru tertahan sebelum mencapai lokasi,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kewaspadaan BPBD Sulbar, Suwandi, dalam program Kentongan Pro 3 RRI, Selasa (24/12/2024).
Suwandi menjelaskan bahwa hingga saat ini, akses jalan ke lokasi longsor masih tidak dapat dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Karena itu, BPBD memprioritaskan pembukaan jalur agar kebutuhan dasar masyarakat terdampak dapat segera terpenuhi.
“Langkah pertama yang dilakukan adalah membuka akses untuk memastikan layanan dasar masyarakat bisa terpenuhi. Kami bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk Kementerian PUPR, untuk mengatasi situasi ini,” tambahnya.
Berdasarkan data BPBD Sulbar, sebanyak 664 kepala keluarga terdampak longsor dan banjir di wilayah tersebut. Situasi ini memaksa Bupati Mamuju untuk menetapkan status darurat bencana pada 24 Desember 2024.
Hujan deras dengan intensitas tinggi menjadi pemicu utama bencana longsor dan banjir di sejumlah wilayah Mamuju sejak 18-19 Desember 2024. Intensitas hujan yang terus meningkat membuat longsor kembali terjadi di beberapa titik.
“Kondisi ini memang berat, tetapi kami berupaya memastikan penanganan dilakukan secara cepat dan tepat sasaran untuk membantu masyarakat terdampak,” ujar Suwandi.
Saat ini, BPBD Sulbar terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat distribusi bantuan dan penanganan bencana. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada mengingat potensi curah hujan tinggi masih bisa terjadi di wilayah tersebut.
Belum ada komentar