PM, Banda Aceh – Balai Bahasa Provinsi Aceh (BBPA) meluncurkan 60 buku cerita anak berbahasa daerah dan satu kamus bergambar bahasa Gayo-Inggris-Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan literasi generasi muda sekaligus melestarikan bahasa ibu.
“Dengan membaca buku-buku ini, kosakata yang sebelumnya tidak dikenal dapat dipahami melalui terjemahan yang tersedia,” kata Kepala BBPA, Umar Solikhan, di Banda Aceh, Minggu (22/12/2024).
Ia menjelaskan bahwa buku-buku tersebut ditujukan kepada generasi muda Aceh dengan harapan dapat memperkaya kosakata bahasa ibu mereka, terutama di tengah menurunnya jumlah penutur muda bahasa daerah.
Produk ini tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan kosakata bahasa daerah, tetapi juga menguatkan identitas budaya masyarakat Aceh. “Kamus bergambar bahasa Gayo dan buku cerita ini dirancang agar mudah dipahami dan menarik bagi tunas-tunas muda,” ujarnya.
Buku Digital Gratis untuk Seluruh Masyarakat
Umar menambahkan bahwa buku-buku tersebut tersedia secara gratis dalam format digital di laman resmi Balai Bahasa Aceh. Masyarakat dapat mengunduh dan memperbanyaknya sesuai kebutuhan.
Untuk versi cetak, BBPA hanya menyediakan dalam jumlah terbatas yang didistribusikan melalui perpustakaan dan lembaga pendidikan tertentu. “Jika ada sekolah yang ingin mencetak buku-buku ini, kami persilakan untuk mencetaknya sendiri. File digitalnya juga siap kami bagikan,” jelasnya.
Program ini diharapkan dapat mendukung pelestarian bahasa dan budaya daerah Aceh serta memfasilitasi akses literasi yang lebih luas bagi masyarakat.
Capaian Balai Bahasa Aceh
Dalam kesempatan yang sama, Umar juga mengungkapkan beberapa capaian BBPA sepanjang 2024. Salah satunya adalah pengajuan 830 kosakata baru ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang meliputi 431 kosakata dari Bahasa Aceh, 300 dari Bahasa Gayo, 76 dari Bahasa Alas, dan 8 kosakata dari Bahasa Sigulai (Simeulue).
Selain itu, BBPA mencatat peningkatan signifikan di bidang literasi. Jumlah komunitas literasi yang dibina meningkat dari 59 komunitas pada 2023 menjadi 110 komunitas di 2024. Sementara itu, jumlah generasi muda yang terlibat dalam program literasi juga naik dari 508 orang menjadi 710 orang pada periode yang sama.
“Semoga kolaborasi dan kerja sama kita semakin meningkat di tahun mendatang, sehingga keberadaan kami semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” pungkas Umar Solikhan.
Belum ada komentar