Ribuan Eks Kombatan dan Masyarakat Pidie Jaya Deklarasi Dukung Cagub-Cawagub Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi

IMG 20241027 WA0002
Ribuan masyarakat dan eks kombatan GAM deklarasi dukungan untuk Om Bus-Syech Fadhil di Gampong Nyong, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, Sabtu (26/10/24). Foto: MC Bustami-Fadhil.

PM, Meureudu – Ribuan eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan masyarakat Pidie Jaya menyatakan dukungan untuk pasangan calon (paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Aceh nomor urut 1, Bustami Hamzah – M. Fadhil Rahmi pada Pilkada yang akan berlangsung 27 November 2024 mendatang.Dukungan tersebut dinyatakan secara terbuka dalam sebuah acara deklarasi dan kampanye terbuka yang berlangsung di Gampong Nyong, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, Sabtu (26/10/2024) petang. Dalam kegiatan tersebut, juga diadakan pemberian santunan kepada anak-anak yatim sebagai bentuk kepedulian sosial para pendukung serta pasangan calon nomor urut 1 kepada masyarakat Pidie Jaya.

Deklarasi dukungan tersebut setidaknya dihadiri sekitar 500 eks kombatan GAM dari Tripoli, Libya, dan dalam negeri. Para tokoh eks kombatan yang hadir antara lain Kapten Hamid Ulee Gle dan Bang Din Provos Bandar Dua (Komandan Operasi Wilayah IV).

Tokoh lain yang hadir adalah Abi Sunardi Ulim, Abu Leman Gapi eks Tripoli, Armia Ubiet eks Tripoli (mantan Ketua DPRK Pidie Jaya), Abubakar alias Baka Ubiet eks Tripoli, Rusli pasukan Deli Jangka Buya, Kamaruddin alias Abu Sayep Bandar Dua, Bustami alias Tyson Tiro, Nagoya Paru, Keyong Lhung Putu, Asnawi Ulee Gle, Abu Puteh Paru, Sulaiman alias Mak Ui Meurah Dua, Safrizal Ulee Gle, dan Nazar M. Namploh.

Abubakar alias Baka Ubiet dalam orasinya menyatakan, pihaknya siap berada di garda terdepan untuk memenangkan Cagub Bustami Hamzah yang merupakan paslon nomor urut 1 dalam Pilkada Aceh kali ini. “Pidie Jaya, Cagub Bustami harus menang dengan persentase yang besar. Bustami adalah calon pemimpin yang layak dipilih karena memiliki pengalaman birokrasi yang handal,” katanya sambil meneriakkan, “Hidup Bustami, menangkan nomor 1!”

Hal senada juga diungkapkan oleh Sulaiman alias Leman Gapi. “Kita tidak boleh ditipu lagi. Kali ini kita harus pilih putra terbaik Aceh untuk gubernur, yaitu Bustami – Fadhil. Aceh harus berubah ke depan yang lebih baik,” ujarnya.

Nazar M. Namploh mengajak massa yang hadir untuk memenangkan Om Bus –panggilan akrab Bustami– sebagai Cagub nomor urut 1. “Kalau Aceh ingin berubah dan ada harapan, pilih Bustami calon Gubernur nomor urut 1,” teriaknya.

Azhar Nagoya menyatakan, saat ini bukan berperang dengan senjata, tapi berperang dengan politik.

“Bukan hanya mereka yang bisa berperang, kita juga bisa berperang. Perang saat ini adalah perang politik. Kita jangan tertipu lagi, karena telah kita rasakan selama ini banyak eks kombatan yang hidup melarat menjadi buruh tani. Saya sendiri sekarang jadi petani jagung. Yang enak hanya mereka. Maka kali ini kita harus mendukung Bustami sebagai Gubernur Aceh sehingga nasib kita rakyat Aceh dan termasuk kombatan akan ada perubahan ke depan. Karena Bustami sosok yang mampu membawa perubahan bagi Aceh,” ungkap Nagoya.

Ulama dan tokoh masyarakat Pidie Jaya, Waled Munir Kiran, mengatakan bahwa dalam agama, pemimpin yang dipilih harus memiliki tiga syarat, yaitu memiliki kemampuan, etos kerja yang tinggi, dan amanah.

“Saya melihat tiga syarat tersebut dimiliki oleh Cagub-Cawagub Bustami Hamzah – M. Fadhil Rahmi. Maka saya mengajak semua masyarakat Pidie Jaya untuk mendukung mereka,” ujar Waled.

Cagub Bustami

Cagub Bustami Hamzah dalam orasinya mengatakan, pihaknya merasa sangat berbahagia hari ini karena bisa bertemu dengan keluarga dan saudara yang ada di Pidie Jaya.

“Sebenarnya yang paling bahagia hari ini adalah saya, karena bisa bertemu dengan keluarga dan saudara saya yang ada di Pidie Jaya. Saya datang untuk meminta tolong kepada keluarga dan saudara saya, karena saya maju sebagai Gubernur Aceh. Tolong dukung dan pilih saya pada tanggal 27 November 2024 nanti,” pinta Bustami yang mantan Sekda Aceh itu.

Cagub Bustami dalam kesempatan itu menyatakan, dirinya hanya seorang hamba Allah SWT yang lahir dan besar di sebuah kampung kecil di Nicah, Kecamatan Grong-Grong, Pidie. “Saya sama seperti saudara-saudara, adalah anak kampung, yang lahir dan besar di kampung,” ujarnya.

“Saya punya rasa dan asa. Karena setelah 17 tahun damai, Aceh tidak juga berubah. Maka saya ingin berjuang seperti eks kombatan untuk membangun Aceh. Insya Allah kalau ingin berubah, mari kita bergerak bersama sambil bergandeng tangan,” kata Bustami yang mendapat aplaus dari ribuan massa yang meneriakkan “Hidup nomor 1!”

Masyarakat sebenarnya tidak meminta banyak. Bagi para petani, mereka hanya ingin sawah mereka memiliki cukup air untuk bisa menanam padi dua hingga tiga kali dalam setahun, serta ketersediaan pupuk yang mencukupi.

“Dengan hasil sawah tersebut mereka bisa mengasapi dapur dan menyekolahkan anak. Begitu juga nelayan, mereka bisa melaut dengan ketersediaan bahan bakar minyak,” ungkapnya.

Pada era 1980-an, Gubernur Ibrahim Hasan membangun Aceh hanya dengan anggaran minim sekitar Rp 2 triliun. “Namun pada saat itu irigasi dibangun dan wilayah barat-selatan bisa bebas rakit. Ini bisa terjadi karena tata kelola pemerintahan saat itu sangat baik,” ungkap Bustami.

Namun, sekarang, pasca-damai Aceh memiliki anggaran mencapai belasan triliun, tetapi pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat belum tercapai.

“Insya Allah jika Allah mengizinkan kami memimpin Aceh ke depan, saya akan mendorong pembangunan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Semua ini bisa terwujud jika kita mau bergerak bersama untuk meraih kemenangan pada 27 November 2024 nanti,” ajaknya.

“Kita tidak boleh ada niat mengalahkan orang, tetapi bagaimana kita mencari cara untuk meraih kemenangan,” tambah Bustami, yang disambut teriakan “Menang nomor 1!”

(*)

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait