Mancong: Kami Kecewa dengan Janji Kosong, Bustami Harapan Baru untuk Aceh

a1bea7a0 c581 4845 9de4 55513d937f25
Ismuhar alias Mancong, mantan Panglima GAM Daerah II, Wilayah Batee Iliek, saat silaturahmi dan deklarasi dukungan untuk calon gubernur Bustami nomor urut 1 di Hotel Matang Raya, Bireuen, pada Jumat 18/10/2024.

PM, Bireuen – Dalam pertemuan yang dihadiri oleh 500 eks kombatan GAM Wilayah Batee Iliek di aula Hotel Matang Raya, Peusangan, Bireuen, Jumat (18/10/2024), Ismuhar alias Mancong, mantan Panglima GAM Daerah II, Wilayah Batee Iliek, menyampaikan kritik tajam terhadap kondisi politik Aceh selama 20 tahun terakhir. Mancong menyebut bahwa banyak janji politik pasca-damai yang tidak terealisasi, membuat kehidupan sebagian mantan pejuang GAM masih jauh dari kesejahteraan.

“Bila melihat ke belakang, politik yang terjadi hanya peugah panggang manok, rupajih sie iték. Janji 1000 janji, tapi yang banyak justru pedagang; pengangguran di dalam gang,” ungkap Mancong dalam pidatonya yang disambut tepuk tangan para peserta. Menurutnya, janji-janji politik yang diberikan oleh pemerintah selama ini tidak lebih dari kata-kata kosong yang tidak membawa perubahan berarti bagi masyarakat Aceh, khususnya para mantan kombatan.

Mancong menjelaskan bahwa dukungan mereka kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh, Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi, bukanlah didorong oleh kepentingan uang, melainkan harapan untuk masa depan Aceh yang lebih baik. “Kami mendukung Pak Bus karena ia mengerti tata kelola pemerintahan dan memahami undang-undang. Kami berharap, Bustami akan membalas cinta ini dengan tindakan nyata, memperhatikan nasib kami yang sudah lama kecewa,” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah tokoh eks gerilyawan GAM legendaris turut hadir, termasuk Mahdi (Bungong Jambe) Jeunib, Jamal alias Cèng, dan Teungku Belawan, yang merupakan adik sepupu Panglima GAM Teungku Abdullah Syafii.

Menanggapi dukungan yang diberikan, Bustami Hamzah menyatakan bahwa selama 30 tahun berkarir di pemerintahan, dirinya lebih banyak berperan di balik layar sebagai “tukang dapur,” menyiapkan dan menjalankan keputusan-keputusan pemimpin. “Orang dapur tidak diperkenankan memberikan pendapat, tugasnya hanya mencari, mengolah, dan menyajikan,” katanya.

Bustami juga menyoroti berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat Aceh, terutama di sektor pertanian yang menurutnya kian tidak menjanjikan. Ia mencontohkan harga pinang yang terus merosot tanpa ada intervensi serius dari pemerintah. “Pemerintah adalah pelayan rakyat, bukan sebaliknya. Dalam membangun, pemerintah tidak boleh hanya memikirkan untung rugi, tapi harus mengutamakan kesejahteraan rakyat,” tegas Bustami.

Ia berjanji, jika terpilih pada Pilkada 27 November 2024, dirinya akan bekerja keras untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Aceh, tanpa memberikan janji-janji yang berlebihan.

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait