PM, Gaza – Rumah Sakit Martir Al-Aqsa kewalahan memberikan perawatan medis kepada para korban serangan mematikan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada Minggu (9/6/2024). Sedikitnya 274 orang tewas dan hampir 700 lainnya terluka dalam pemboman Israel terhadap kamp tersebut pada Sabtu (8/6).
Ratusan korban dibiarkan tergeletak di lantai rumah sakit. Sementara petugas medis berlarian memberikan pertolongan di tengah keterbatasan sumber daya medis.
Rumah Sakit Martir Al-Aqsa saat ini merupakan satu-satunya fasilitas medis yang berfungsi di Jalur Gaza tengah. “Jumlah besar orang terluka yang tiba di rumah sakit melebihi kapasitasnya,” ujar Ismail Al-Thawabta, Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, dilansir dari Anadolu.
“Kami segera mengimbau komunitas internasional, PBB, dan organisasi internasional untuk campur tangan dan mendukung rumah sakit dengan menyediakan pasokan medis dan generator listrik untuk memastikan pemberian layanan tidak terganggu,” katanya.
Pada hari Rabu, rumah sakit mengatakan bahwa salah satu dari dua generatornya mati karena kekurangan bahan bakar. Tak adanya bahan bakar menandakan potensi bencana kemanusiaan yang dapat membahayakan nyawa banyak pasien Palestina dan bayi prematur, demikian peringatannya.
“Situasi di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa sangat mengerikan dan sangat berbahaya. Kami menuntut penghentian segera perang genosida terhadap warga sipil,” kata Thawabta.
Pejabat Palestina tersebut mengatakan bahwa serangan Israel telah menyebabkan 33 dari 35 rumah sakit di Gaza tidak dapat beroperasi sama sekali, sehingga mengakibatkan krisis kemanusiaan yang mendalam.
Rumah Sakit Martir Al-Aqsa dan Rumah Sakit Eropa adalah dua fasilitas medis yang dioperasikan pemerintah yang masih berfungsi di Jalur Gaza, menurut kantor media.
Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Lebih dari 36.800 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 83.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Berdasarkan keputusan terbaru, Mahkamah Internasional atau ICJ memerintahkan Israel segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah. Ini adalah kota tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei 2024. []
Belum ada komentar